Beranda » Berita » Viral Video Kardinal Ignatius Suharyo soal Bantuan Dana Non Muslim? Ini Penjelasan Kemenag

Viral Video Kardinal Ignatius Suharyo soal Bantuan Dana Non Muslim? Ini Penjelasan Kemenag

Lagi-lagi media sosial rame banget gara-gara beredarnya video “bantuan dana” yang katanya khusus buat non-Muslim dan pembangunan gereja 😬

Buat kamu yang sempat lihat video Kardinal Ignatius Suharyo yang mengumumkan soal “bantuan DAP non-Muslim”, mungkin sempat mikir: “Seriusan nih? Ada bantuan miliaran dari Australia?”

Eh, tapi tunggu dulu — jangan buru-buru percaya, ya! Karena ternyata, video itu hoaks alias palsu.

Yap, Kementerian Agama (Kemenag) udah angkat bicara dan ngebantah semua klaim yang beredar di video itu.

Awal Mula Hoaks Video Kardinal Ignatius Suharyo yang Dipelintir

Jadi gini ceritanya…

Awal November 2025, ada akun Facebook yang mengunggah video berdurasi sekitar 2 menit. Di video itu, Kardinal Ignatius Suharyo (Uskup Agung Jakarta) terlihat sedang berbicara dengan kalimat pembuka “Shalom, salam sejahtera bagi kita semua.”

Narasinya menyebutkan ada “dana bantuan DAP (Direct Aid Program) untuk masyarakat non-Muslim dan pembangunan gereja” yang katanya disalurkan lewat kerja sama Indonesia dan Australia.

Bahkan dalam teksnya tertulis:

“Bantuan dana ini wajib disalurkan 40% untuk pembangunan gereja, 60% untuk modal usaha atau bayar utang.”

Dan parahnya lagi, di akhir video ditulis:

“Silakan ajukan dana lewat pesan Messenger agar bisa segera diproses pencairannya.”

Hmm… mencurigakan banget, kan?

Apalagi kalau ujung-ujungnya minta data pribadi atau ajak daftar lewat link tertentu.

Baca Juga:  Skandal FIFA: Malaysia Kena Sanksi Berat Gara-gara Dokumen Palsu - 7 Pemain Naturalisasi Terancam!

Faktanya: Video Tersebut Adalah Manipulasi Digital

Setelah dilakukan penelusuran, video itu ternyata hasil manipulasi alias editan.
Potongan wajah Kardinal Ignatius diambil dari video lama saat beliau memberi sambutan Natal beberapa tahun lalu.

Dikutip dari Kominfo.go.id, suara dan narasi dalam video tersebut bukan milik Kardinal Ignatius Suharyo, melainkan hasil voice-over yang disesuaikan agar tampak meyakinkan.

Pihak Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) juga udah memberikan klarifikasi resmi bahwa tidak ada pengumuman atau program bantuan dana DAP seperti yang disebutkan dalam video itu.

“Video itu murni rekayasa dan tidak ada kaitan dengan gereja Katolik atau kegiatan resmi KWI,” ujar juru bicara KWI dalam pernyataan resminya (dilansir dari Kompas.com).

Apa Itu Hoaks Bantuan DAP Non-Muslim?

Hoaks ini bukan yang pertama kali muncul, loh.

Sejak pertengahan 2025, beredar beberapa postingan di Facebook dan WhatsApp grup yang menyebutkan adanya program DAP (Direct Aid Program) khusus non-Muslim dari kerja sama Kemenag dan Pemerintah Australia.

Klaimnya macem-macem:

  • Ada yang bilang bantuannya Rp100 juta – Rp2 miliar 💸
  • Ada juga yang nyebut bisa daftar lewat WhatsApp atau Google Form
  • Bahkan, ada surat palsu berkop “Kementerian Agama RI – Ditjen Bimas Kristen”

Kalau dibaca sekilas, suratnya keliatan “resmi banget” — lengkap dengan nomor surat, tanda tangan palsu, dan cap stempel digital.

Padahal itu hasil editan dokumen pemerintah lama yang dipakai ulang untuk menipu 😤

Klarifikasi Resmi dari Kemenag dan Ditjen Bimas Kristen

Kementerian Agama langsung turun tangan. Melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen, mereka menegaskan bahwa tidak ada program bantuan DAP seperti yang disebutkan dalam hoaks tersebut.

“Kami tidak pernah mengumumkan, menyebarkan, atau menyalurkan dana bantuan apapun lewat media sosial atau pesan pribadi. Semua program resmi hanya disampaikan melalui situs Kemenag.go.id,”
ujar Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung, dikutip dari Tempo.co.

Pihak Kedutaan Besar Australia juga membantah keterlibatan mereka dalam program semacam itu.

Baca Juga:  Lengkap! Ini Jenis Tes CPNS 2026: SKD, SKB, dan Wawancara, Plus Tips Lolosnya!

Dilansir dari laman resmi Kedubes Australia di Indonesia, Direct Aid Program (DAP) memang ada, tapi bukan bantuan untuk individu atau berdasarkan agama tertentu, melainkan program kerja sama komunitas dan LSM lokal dengan skala terbatas dan transparan.

Ciri-Ciri Hoaks Bantuan Dana Non-Muslim

Supaya kamu (dan keluarga) ga kena tipu juga, nih aku rangkum beberapa ciri umum hoaks DAP Non-Muslim:

CiriPenjelasan
1. Minta data pribadi lewat pesan pribadiBiasanya via WhatsApp, Messenger, atau Google Form.
2. Klaim “kerja sama Kemenag & Australia”Padahal, Kedubes Australia sudah membantahnya.
3. Ada embel-embel angka besar (Rp100 juta–Rp2 miliar)Hoaks biasanya menggoda pakai nominal fantastis.
4. Surat atau dokumen berkop palsuLogo Kemenag dipalsukan, tapi ejaan atau formatnya aneh.
5. Minta transfer biaya administrasiKalau ada yang minta biaya pendaftaran, fix penipuan.

Tanggapan Gereja Katolik & Tokoh Agama

Gereja Katolik juga ikut memberi penjelasan biar umat ga salah paham.

Kardinal Ignatius Suharyo sendiri, lewat pernyataan resmi Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), menyebutkan:

“Saya tidak pernah membuat video atau menyampaikan ajakan untuk mengajukan bantuan dana apapun, apalagi melalui media sosial.”

Beliau juga mengimbau umat untuk lebih bijak dalam menyaring informasi dan tidak menyebarkan ulang video atau tautan yang belum terverifikasi.

Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut menegaskan, hoaks seperti ini bisa memecah kerukunan umat beragama, jadi harus segera dilawan dengan edukasi dan klarifikasi fakta.

Kenapa Hoaks Bertema Agama Cepat Viral?

Menurut pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Ade Armando, hoaks yang mengandung unsur agama atau bantuan finansial memang cepat menyebar karena dua alasan utama:

  1. Memainkan emosi dan rasa ingin tahu
    Orang cenderung share dulu, verifikasi belakangan 😅
  2. Kedekatan identitas
    Kalau menyangkut kelompok agama tertentu, pesan itu terasa “lebih pribadi” dan lebih dipercaya.
Baca Juga:  Cek Tarif Listrik PLN November 2025, Ini Daftar Lengkap per kWh Semua Daya

Makanya, berita palsu bertema “bantuan umat” atau “dana keagamaan” gampang banget viral.

Berdasarkan laporan dari Kominfo, sepanjang 2025, ada lebih dari 1.200 konten hoaks bertema keagamaan dan sosial yang beredar di media sosial — dan 60% di antaranya menyangkut isu bantuan dana.

Tips Supaya Ga Gampang Ketipu Hoaks Bantuan

Nah, biar kamu dan keluarga lebih aman, ikuti tips sederhana ini:

  1. Selalu cek sumber informasi.
    Situs resmi Kemenag: www.kemenag.go.id
    Situs resmi BPJS/Bimas Kristen: bimaskristen.kemenag.go.id
  2. Waspadai akun palsu tokoh publik.
    Kardinal Ignatius ga pernah bikin pengumuman di Facebook pribadi, apalagi ngasih link pendaftaran bantuan 😅
  3. Cek kebenaran berita di situs cek fakta.
    Bisa ke: turnbackhoax.id, cekfakta.com, atau portal resmi Kominfo.go.id.
  4. Laporkan kalau menemukan hoaks.
    Kirim link-nya ke aduankonten.id (program resmi Kominfo).
  5. Jangan asal share!
    Ingat, niat baik bisa berubah jadi penyebaran hoaks kalau kita ga hati-hati.

❓ FAQ Seputar Hoaks Bantuan DAP Non-Muslim

1. Apakah benar ada bantuan dari Kemenag untuk non-Muslim?
Nggak ada. Semua bantuan resmi Kemenag dilakukan lewat mekanisme transparan dan tidak berdasarkan agama.

2. Apa itu program DAP sebenarnya?
DAP adalah Direct Aid Program milik Kedubes Australia untuk LSM, bukan untuk individu atau rumah ibadah.

3. Video Kardinal Ignatius itu benar?
Hoaks! Videonya hasil editan dan manipulasi digital.

4. Kalau saya udah kirim data ke link itu gimana?
Segera ganti password akun penting dan laporkan ke pihak berwenang (Kominfo/Polisi Siber).

5. Kenapa hoaks ini bisa muncul terus?
Karena banyak masyarakat belum biasa verifikasi sumber berita dan gampang tergoda janji bantuan besar.

Kesimpulan

Video viral soal Kardinal Ignatius Suharyo membagikan bantuan dana non-Muslim itu 100% HOAKS.

Kemenag, Bimas Kristen, dan Kedubes Australia udah tegas membantah keberadaan program semacam itu.

Jadi, kalau kamu lihat atau dikirimi link “bantuan DAP” yang ngaku dari pemerintah, langsung curigai dan jangan isi apapun.

Hoaks model begini bukan cuma bisa nyebar fitnah, tapi juga bisa nyolong data pribadi kamu 😤

Biar ga ikut-ikutan nyebar hoaks, yuk bantu edukasi keluarga dan teman lewat artikel ini. Karena melawan hoaks itu bukan cuma tugas pemerintah — tapi juga tanggung jawab kita semua 💪