IHSG kembali bergerak melemah pada perdagangan pekan 10–14 November 2025. Indeks terkoreksi 0,29 persen ke level 8.370,43 dari 8.394,59 di pekan sebelumnya. Koreksi ini terjadi saat aktivitas perdagangan justru melonjak tajam di hampir seluruh indikator.
Pergerakan indeks yang cenderung melemah di tengah volume besar sering menandakan rotasi sektor atau aksi distribusi dari pelaku pasar besar.
IHSG Terkoreksi di Tengah Kapitalisasi Pasar yang Tetap Stabil
Berdasarkan data resmi Bursa Efek Indonesia (IDX), kapitalisasi pasar BEI tetap berada di level Rp15.316 triliun. Angka ini sama seperti pekan sebelumnya sehingga pelemahan indeks tidak terlalu mempengaruhi bobot pasar secara keseluruhan.
Dilansir dari IDX Channel, tekanan IHSG pekan ini lebih banyak berasal dari beberapa emiten berkapitalisasi besar yang mengalami penurunan harga cukup signifikan.
Walau indeks melemah, pasar justru menunjukkan peningkatan aktivitas yang sangat kuat.
Lonjakan Aktivitas Perdagangan Sepanjang Pekan
Kenaikan aktivitas perdagangan menjadi salah satu sorotan utama. Lonjakan terjadi di seluruh indikator penting.
- Volume transaksi harian naik 99,35 persen
- Nilai transaksi harian bertambah 33,04 persen
- Frekuensi transaksi harian meningkat 24,84 persen
Menurut laporan Kontan, lonjakan transaksi semacam ini biasanya terjadi ketika investor aktif melakukan switching portofolio di saat pasar bergerak tidak stabil.
5 Saham Pemberat IHSG Pekan Ini
BEI merilis lima saham yang memberi kontribusi penurunan terbesar terhadap IHSG. Kelima emiten ini berasal dari sektor energi, keuangan, hingga pertambangan.
| Emiten | Kontribusi ke IHSG | Perubahan Harga |
|---|---|---|
| DSSA | -32,27 poin | -8,8% |
| BBCA | -23,37 poin | -2,88% |
| AMMN | -13,48 poin | -6,05% |
| BBRI | -13,04 poin | -2,01% |
| BREN | -9,22 poin | -2,26% |
Dikutip dari CNBC Indonesia, DSSA menjadi pemberat terbesar pekan ini dengan penurunan harga mendekati 9 persen yang berimbas langsung pada pergerakan IHSG.
Emiten perbankan besar seperti BBCA dan BBRI juga ikut menekan indeks meski koreksinya lebih moderat.
Aksi Jual Asing Masih Mendominasi
Investor asing masih mencatatkan penjualan bersih pada perdagangan Jumat, 14 November 2025. Total net sell mencapai Rp73,42 miliar. Secara akumulatif, sepanjang tahun net sell asing telah mencapai Rp34,48 triliun.
Menurut analisis pasar yang dilansir dari Medcom.id, aliran modal keluar dari investor asing biasanya berdampak langsung terhadap saham-saham big caps sehingga menahan penguatan IHSG.
Arus jual ini masih menjadi faktor utama yang menjaga indeks dalam tekanan jangka pendek.
Transaksi Melejit, Tekanan Indeks Tak Terhindarkan
Meskipun volume dan frekuensi perdagangan melonjak, tekanan terhadap indeks tetap terasa kuat. Kondisi ini menggambarkan pasar yang aktif tetapi belum memiliki arah penguatan yang solid.
Pergerakan campuran seperti ini umum terjadi menjelang masa rilis data ekonomi global atau agenda bank sentral internasional yang biasanya mempengaruhi sentimen di Asia.