Beranda » Bantuan Sosial » Alasan Kenapa Nama Hilang dari Penerima Bansos, Ini Penyebab dan Cara Atasinya

Alasan Kenapa Nama Hilang dari Penerima Bansos, Ini Penyebab dan Cara Atasinya

JAKARTA – Menjelang akhir tahun 2025, keluhan dari penerima bantuan sosial (bansos) semakin meningkat. Banyak warga yang sebelumnya rutin menerima Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), BLT Kesra, hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU) tiba-tiba mendapati nama atau NIK mereka tidak lagi muncul dalam sistem pengecekan Kementerian Sosial.

Fenomena hilangnya nama dari daftar penerima bansos ini bukan kasus baru, namun menjadi perhatian serius di tahun 2025 karena pemerintah tengah melakukan penataan besar-besaran data penerima bantuan sosial melalui sistem Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial menjelaskan bahwa proses sinkronisasi dan pemutakhiran data DTSEN memang membuat status penerima bansos menjadi dinamis, termasuk kemungkinan nama keluar dari daftar sementara atau permanen.

“Pemutakhiran data ini bertujuan untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Namun kami memahami ada kekhawatiran dari masyarakat yang namanya tiba-tiba hilang. Kami ingin menjelaskan penyebab utamanya dan bagaimana cara mengatasinya,” ujar Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam keterangan resminya.

Mengapa Pemutakhiran Data Bansos Penting?

Sebelum membahas penyebab hilangnya nama dari daftar, penting untuk memahami mengapa pemerintah melakukan pemutakhiran data secara berkala.

Tujuan Pemutakhiran Data

1. Bantuan Tepat Sasaran

  • Memastikan bansos diterima oleh yang benar-benar membutuhkan
  • Mengurangi kesalahan penyaluran
  • Mencegah duplikasi penerima

2. Efisiensi Anggaran

  • APBN untuk bansos sangat besar
  • Harus dikelola dengan akuntabel
  • Menghindari pemborosan anggaran negara

3. Keadilan Sosial

  • Memberikan kesempatan bagi keluarga miskin baru
  • Rotasi penerima berdasarkan kondisi ekonomi aktual
  • Tidak ada yang tertinggal (leaving no one behind)

4. Integrasi Data Nasional

  • Sinkronisasi dengan data BPS, Dukcapil, BPJS
  • Database terpadu untuk kebijakan sosial
  • Dasar perencanaan program bantuan masa depan

5 Penyebab Utama Nama Hilang dari Daftar Bansos

Berdasarkan data Kemensos dan pengalaman di lapangan, berikut adalah 5 penyebab paling umum mengapa nama atau NIK seseorang tiba-tiba hilang dari daftar penerima bansos:

1. Status Ekonomi Dianggap Membaik

Ini adalah penyebab paling umum dan sebenarnya merupakan tujuan akhir dari program bansos itu sendiri.

Bagaimana Pemerintah Mendeteksi Perubahan Ekonomi?

Kemensos melakukan pemutakhiran data melalui beberapa metode:

Metode Deteksi Keterangan
Survei Lapangan BPS Sensus dan survei berkala ke rumah-rumah
Pengecekan Digital Integrasi data dari berbagai kementerian/lembaga
Verifikasi Pendamping Sosial Kunjungan rutin pendamping PKH/SLRT
Laporan Masyarakat Pengaduan dari warga sekitar jika ada ketidaksesuaian

Indikator Ekonomi Membaik:

  • Penghasilan naik di atas batas kemiskinan
  • Aset bertambah (kendaraan bermotor, renovasi rumah, barang elektronik mahal)
  • Pekerjaan tetap dengan gaji di atas UMR
  • Anggota keluarga bekerja dengan penghasilan cukup
  • Kondisi rumah membaik (dari tidak layak menjadi layak)

Catatan Penting: Jika kondisi ekonomi memang membaik, ini sebenarnya kabar baik. Artinya program bansos berhasil membantu keluarga keluar dari kemiskinan. Namun, jika merasa penilaian tidak tepat, bisa mengajukan sanggahan.

2. Data Tidak Sinkron di DTSEN

Ini adalah penyebab teknis yang paling sering terjadi dan bisa diatasi dengan pembaruan data.

Apa Itu DTSEN?

DTSEN (Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional) adalah database terpadu yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber:

  • Data BPS (Badan Pusat Statistik)
  • Data Dukcapil (Kependudukan)
  • Data BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
  • Data Kemensos
  • Data pemerintah daerah
Baca Juga:  Cara Buat Surat Pengantar RT untuk Daftar Bansos 2025, Ini Syarat dan Contoh Format Agar Langsung Diterima

Masalah Sinkronisasi yang Sering Terjadi:

Jenis Masalah Penyebab Dampak
Alamat Tidak Sesuai KTP Pindah domisili tapi KTP belum diubah Sistem menandai sebagai data tidak valid
NIK Tidak Valid atau Ganda NIK salah input atau ada duplikasi di database Otomatis dikeluarkan dari daftar
KTP Belum Diperbarui KTP kadaluarsa atau belum e-KTP Tidak bisa diverifikasi dengan Dukcapil
Perubahan KK Tidak Dilaporkan Ada anggota keluarga lahir/meninggal/pindah Data keluarga tidak match dengan KK terbaru
Nomor HP Tidak Aktif Ganti nomor atau kartu rusak Tidak bisa menerima notifikasi verifikasi

Sistem DTSEN Otomatis: DTSEN secara otomatis menandai data yang bermasalah sebagai “tidak aktif” atau “perlu verifikasi”. Jika tidak segera diperbaiki, nama bisa hilang dari daftar penerima.

3. Tidak Lagi Memenuhi Kriteria Program

Setiap program bansos memiliki syarat spesifik yang harus dipenuhi. Ketika kondisi berubah, penerima bisa otomatis dikeluarkan.

Contoh Kriteria per Program:

Program Bansos Kriteria Utama Alasan Dikeluarkan
PKH Harus punya komponen: ibu hamil, balita, anak sekolah, lansia, atau disabilitas Anak sudah lulus sekolah, tidak ada komponen lagi
BPNT/Sembako Desil 1-4 (40% terbawah), kondisi ekonomi sangat lemah Kondisi ekonomi membaik, keluar dari desil 1-4
BLT Kesra Hanya untuk desil 1-4 berdasarkan DTSEN Update data menunjukkan tidak lagi masuk desil 1-4
BSU Gaji maksimal Rp3,5 juta, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan Gaji naik di atas Rp3,5 juta atau BPJS nonaktif
PIP Siswa dari keluarga miskin, masih sekolah Anak sudah lulus atau tidak lagi sekolah

Contoh Kasus Nyata:

Kasus 1: PKH

  • Ibu Siti dapat PKH karena punya 2 anak SD dan 1 balita
  • Anak pertama lulus SD naik SMP (masih dapat)
  • Anak kedua lulus SMP naik SMA (masih dapat)
  • Anak ketiga sudah bukan balita lagi
  • Setelah anak pertama lulus SMA dan tidak kuliah, tidak ada komponen lagi
  • Hasil: Nama hilang dari PKH karena tidak ada komponen

Kasus 2: BSU

  • Pak Budi pekerja pabrik gaji Rp3,2 juta
  • Dapat BSU tahun 2024
  • Tahun 2025 dapat promosi, gaji naik jadi Rp4 juta
  • Hasil: Tidak memenuhi syarat BSU lagi (maksimal Rp3,5 juta)

4. Rekening KKS Tidak Aktif

Untuk penerima PKH dan BPNT, dana disalurkan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang terhubung dengan rekening bank.

Masalah Rekening KKS:

Masalah Penyebab Solusi
Rekening Dormant Tidak pernah digunakan untuk transaksi Lakukan transaksi minimal sebulan sekali
Kartu Rusak/Hilang Kartu tidak bisa digunakan untuk tarik tunai Cetak ulang kartu di bank penyalur
PIN Lupa Tidak bisa akses rekening Reset PIN di bank atau CS
Aktivitas Mencurigakan Terdeteksi transaksi tidak wajar Klarifikasi ke bank dan Kemensos
Blokir Otomatis Rekening tidak digunakan lebih dari 6 bulan Aktivasi ulang di bank

Dampak Rekening Tidak Aktif:

  • Dana bantuan tidak bisa masuk
  • Sistem menandai KPM sebagai “bermasalah”
  • Setelah beberapa kali gagal transfer, nama bisa dikeluarkan dari daftar

Tips Menjaga Rekening Aktif:

  • Tarik tunai atau cek saldo minimal sebulan sekali
  • Jangan tunggu sampai dormant
  • Simpan kartu dan PIN dengan baik
  • Aktifkan mobile banking jika tersedia

5. Tidak Mengikuti Verifikasi Ulang

Beberapa daerah mengadakan verifikasi faktual (verval) secara berkala untuk memastikan data penerima masih valid.

Proses Verifikasi Ulang:

1. Verifikasi Rumah ke Rumah

  • Petugas pendamping datang ke rumah KPM
  • Mengecek kondisi rumah, aset, dan anggota keluarga
  • Wawancara singkat tentang kondisi ekonomi
  • Update data jika ada perubahan

2. Undangan Verifikasi di Kelurahan/Kecamatan

  • KPM dipanggil datang ke kantor kelurahan
  • Bawa dokumen: KTP, KK, KKS
  • Verifikasi data dan tanda tangan
  • Konfirmasi masih layak menerima bantuan

3. Verifikasi via Aplikasi/Online

  • Upload foto KTP dan swafoto
  • Isi formulir data terkini
  • Menunggu validasi dari sistem

Masalah yang Sering Terjadi:

Masalah Dampak
KPM Tidak di Tempat Saat Verifikasi Data tidak bisa diverifikasi, ditandai “pending”
Tidak Melapor Perubahan Data lama terus digunakan, bisa tidak valid
Tidak Merespons Undangan Dianggap tidak kooperatif, status jadi nonaktif
Dokumen Tidak Lengkap Verifikasi gagal, data tidak bisa diupdate

Catatan Penting: Jika ada undangan verifikasi, segera datang atau hubungi pendamping untuk reschedule. Ketidakhadiran tanpa alasan jelas bisa membuat data otomatis nonaktif.

Baca Juga:  Mensos Tegaskan: Dilarang Keras Bansos Desember 2025 Nanti, Buat Bayar Utang, Cicilan, Rokok dan Judol

Cara Mengecek Status Bansos Terbaru

Sebelum panik, pastikan dulu apakah nama Anda benar-benar hilang dari sistem atau hanya belum update.

Metode 1: Via Website Resmi Kemensos

Website: cekbansos.kemensos.go.id

Langkah-langkah:

  1. Buka browser di HP atau komputer
  2. Ketik: cekbansos.kemensos.go.id
  3. Pilih wilayah domisili lengkap:
    • Provinsi
    • Kabupaten/Kota
    • Kecamatan
    • Desa/Kelurahan
  4. Masukkan nama lengkap sesuai KTP
  5. Ketik kode captcha yang muncul
  6. Klik “Cari Data”
  7. Lihat hasil:
    • Muncul nama + jenis bansos: Status aktif ✅
    • Tidak muncul: Kemungkinan tidak terdaftar atau data bermasalah ⚠️

Metode 2: Via Aplikasi Resmi Cek Bansos

Download: Play Store atau App Store, cari “Cek Bansos Kemensos”

Langkah-langkah:

  1. Unduh dan install aplikasi resmi
  2. Daftar akun baru:
    • Masukkan NIK
    • Nomor HP aktif
    • Verifikasi via OTP
  3. Verifikasi identitas:
    • Upload foto KTP yang jelas
    • Swafoto (foto selfie)
    • Tunggu validasi sistem
  4. Setelah terverifikasi, pilih menu “Cek Bansos”
  5. Aplikasi menampilkan:
    • Jenis bantuan yang diterima
    • Status (aktif/nonaktif)
    • Jadwal pencairan
    • Riwayat penerimaan

Kelebihan Aplikasi:

  • Lebih detail dari website
  • Ada notifikasi jika ada perubahan
  • Bisa lihat riwayat bantuan
  • Fitur pengaduan dan sanggahan

Metode 3: Cara Offline (Tanpa Internet)

Tidak semua warga punya akses internet stabil. Berikut cara offline:

A. Hubungi RT/RW

  • RT/RW biasanya punya akses ke data DTSEN wilayahnya
  • Tanyakan status penerima bansos
  • Minta bantuan pengecekan

B. Datang ke Kelurahan/Desa

  • Ke bagian kesejahteraan sosial
  • Bawa KTP dan KK asli
  • Minta petugas cek di sistem
  • Tanyakan status dan jenis bantuan

C. Kunjungi Dinas Sosial Kabupaten/Kota

  • Untuk pengecekan lebih menyeluruh
  • Bawa dokumen lengkap
  • Konsultasi dengan petugas
  • Tanyakan alasan jika nama tidak ada

D. Hubungi Pendamping Sosial

  • Pendamping PKH atau SLRT di wilayah Anda
  • Mereka punya akses langsung ke database
  • Bisa bantu cek dan update data

Metode 4: Cek Program Spesifik

Beberapa program punya sistem cek sendiri:

PIP (Program Indonesia Pintar):

  • Website: pip.kemdikbud.go.id
  • Masukkan NISN dan NIK siswa
  • Lihat status penerima PIP

BSU (Bantuan Subsidi Upah):

  • Website: bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id
  • Masukkan NIK dan nomor BPJS Ketenagakerjaan
  • Cek kelayakan BSU

Apa yang Harus Dilakukan Jika Nama Hilang?

Jika setelah pengecekan ternyata nama Anda benar-benar tidak ada dalam daftar, jangan panik. Ikuti langkah-langkah berikut:

Langkah 1: Perbarui Data Kependudukan

Ini adalah langkah paling dasar dan penting.

Checklist Pembaruan Data:

Dokumen Yang Harus Dipastikan Tempat Update
KTP Masih berlaku, alamat sesuai domisili aktual Dukcapil setempat
Kartu Keluarga (KK) Data anggota keluarga terbaru (kelahiran, kematian, pindah) Dukcapil setempat
Alamat Domisili Sesuai dengan tempat tinggal aktual RT/RW dan Kelurahan
Nomor HP Aktif dan bisa dihubungi Update di Kemensos/aplikasi
Data Anggota Keluarga Jumlah, usia, status sekolah/kerja terkini Kelurahan dan Dinsos

Catatan: Data kependudukan yang valid adalah kunci utama agar sistem DTSEN bisa mengenali dan memverifikasi Anda.

Langkah 2: Gunakan Fitur “Usul & Sanggah”

Aplikasi Cek Bansos memiliki fitur untuk mengajukan diri atau menyanggah data.

Cara Menggunakan Fitur Usul & Sanggah:

  1. Buka aplikasi Cek Bansos
  2. Login dengan akun Anda
  3. Pilih menu “Usul dan Sanggah”
  4. Pilih jenis pengajuan:
    • Usul: Mengajukan diri sebagai calon penerima baru
    • Sanggah: Mengoreksi data yang tidak sesuai
  5. Isi formulir dengan lengkap:
    • Data pribadi
    • Data keluarga
    • Kondisi ekonomi
    • Alasan pengajuan
  6. Upload dokumen pendukung:
    • Foto KTP
    • Foto KK
    • Foto kondisi rumah
    • Surat keterangan tidak mampu (jika ada)
  7. Klik “Kirim Pengajuan”
  8. Tunggu proses verifikasi (biasanya 7-14 hari)
  9. Pantau status pengajuan di aplikasi

Yang Bisa Dilakukan dengan Fitur Ini:

  • Mengajukan diri kembali sebagai penerima
  • Mengoreksi kesalahan data (nama, NIK, alamat)
  • Menyanggah jika merasa tidak layak dikeluarkan
  • Update perubahan kondisi keluarga

Langkah 3: Koordinasi dengan RT/RW dan Kelurahan

RT, RW, dan kelurahan adalah garda terdepan verifikasi data bansos.

Peran RT/RW:

  • Verifikator awal kondisi ekonomi warga
  • Memberikan surat keterangan tidak mampu
  • Mengkonfirmasi domisili aktual
  • Meneruskan data ke kelurahan

Peran Kelurahan/Desa:

  • Verifikasi data dari RT/RW
  • Input data ke sistem Dinas Sosial
  • Memberikan rekomendasi kelayakan
  • Meneruskan ke Dinsos kabupaten/kota

Yang Harus Dilakukan:

  1. Datang ke RT/RW dengan membawa:
    • KTP dan KK
    • Surat keterangan (jika ada)
  2. Jelaskan situasi Anda
  3. Minta surat pengantar atau rekomendasi
  4. Bawa surat tersebut ke kelurahan
  5. Minta kelurahan input data ke Dinsos

Langkah 4: Konsultasi dengan Pendamping Sosial

Setiap wilayah punya pendamping sosial (pendamping PKH atau SLRT).

Baca Juga:  Cuma Modal KTP, Bisa Ambil PKH & BPNT 2025? Ini Syarat, Jadwal Cair, dan Cara Cek Bansos

Siapa Pendamping Sosial?

  • Petugas lapangan dari Kemensos
  • Bertanggung jawab mendampingi KPM
  • Punya akses langsung ke database DTSEN
  • Bisa membantu verifikasi dan update data

Cara Menemui Pendamping:

  1. Tanyakan ke RT/RW siapa pendamping di wilayah Anda
  2. Atau datang ke kelurahan untuk info kontak
  3. Hubungi dan buat janji bertemu
  4. Jelaskan masalah Anda
  5. Minta bantuan cek data di sistem
  6. Pendamping bisa langsung update jika memang ada kesalahan

Pendamping Bisa Membantu:

  • Cek apakah Anda masuk pembaruan DTSEN
  • Update data jika ada kesalahan
  • Verifikasi kondisi ekonomi aktual
  • Memberikan informasi jadwal pencairan

Langkah 5: Pastikan Rekening KKS Aktif

Khusus untuk penerima PKH dan BPNT yang menggunakan KKS.

Tips Menjaga Rekening Aktif:

  1. Lakukan transaksi minimal sebulan sekali:
    • Tarik tunai di ATM
    • Cek saldo
    • Belanja di e-warung (untuk BPNT)
  2. Jangan biarkan rekening dormant
  3. Jika kartu hilang, segera cetak ulang
  4. Jika lupa PIN, reset di bank
  5. Aktifkan notifikasi mobile banking (jika ada)

Cara Cek Status Rekening:

  • Datang ke bank penyalur (BRI, BNI, Mandiri, BTN)
  • Bawa KTP, KK, dan KKS
  • Tanyakan status rekening
  • Jika bermasalah, minta bantuan reaktivasi

Mengapa Harus Rutin Cek Status Setiap Bulan?

Tahun 2025 adalah periode finalisasi data bansos nasional menuju sistem yang lebih terintegrasi dan akurat.

Dinamika Data Bansos 2025

Periode Krusial:

  • Integrasi penuh DTSEN dengan semua K/L
  • Pemutakhiran massal data BPS
  • Sinkronisasi dengan e-KTP dan NIK
  • Validasi silang antar database

Dampaknya: Status penerima bisa berubah sewaktu-waktu, terutama menjelang:

  • Pencairan PKH (tahapan triwulanan)
  • Penyaluran BPNT (bulanan)
  • BLT Kesra (bertahap)
  • Bantuan Pangan Beras (per kuartal)
  • Dana PIP (per semester)
  • BSU pekerja (per tahap)

Manfaat Pengecekan Rutin

Manfaat Keterangan
Deteksi Dini Masalah Tahu lebih cepat jika ada masalah dengan data
Antisipasi Perubahan Bisa segera melakukan perbaikan sebelum pencairan
Update Data Tepat Waktu Tidak ketinggalan jika ada perubahan kriteria
Hindari Kehilangan Bantuan Tidak melewatkan jadwal pencairan karena data bermasalah
Tenang dan Siap Tidak cemas menjelang pencairan

Kapan Waktu Terbaik Cek Status?

  • Awal bulan: Cek apakah BPNT sudah masuk
  • Minggu ke-2: Cek status PKH menjelang pencairan tahapan
  • Sebelum pencairan massal: Pastikan data aktif
  • Setelah ada pengumuman program baru: Cek kelayakan
  • Jika ada perubahan keluarga: Langsung cek dan update

Tips Agar Nama Tidak Hilang dari Daftar Bansos

Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Berikut tips agar status penerima tetap aktif:

1. Jaga Data Tetap Update

  • Laporkan setiap perubahan anggota keluarga (lahir, menikah, meninggal)
  • Update alamat jika pindah domisili
  • Perpanjang KTP sebelum kadaluarsa
  • Ganti nomor HP di sistem jika berganti

2. Aktif Mengikuti Program

  • Ikuti pertemuan P2K2 (untuk PKH)
  • Datang saat ada undangan verifikasi
  • Kooperatif dengan pendamping sosial
  • Laporkan jika ada kendala

3. Gunakan Bantuan Sesuai Peruntukan

  • PKH untuk pendidikan dan kesehatan anak
  • BPNT untuk kebutuhan pangan
  • Jangan untuk hal yang dilarang (judi, rokok berlebihan)
  • Ada monitoring penggunaan bantuan

4. Jaga Rekening Tetap Aktif

  • Transaksi minimal sebulan sekali
  • Jangan biarkan dormant
  • Simpan kartu dan PIN dengan baik

5. Proaktif Komunikasi

  • Jangan tunggu masalah terjadi
  • Hubungi pendamping jika ada pertanyaan
  • Manfaatkan aplikasi untuk cek rutin
  • Ikuti info dari kelurahan/RT/RW

Layanan Pengaduan Kemensos

Jika sudah melakukan semua langkah tapi masih ada masalah, gunakan layanan pengaduan resmi:

Kanal Pengaduan

Kanal Kontak Keterangan
Call Center 1500-500 Layanan 24/7, bebas pulsa
WhatsApp 0811-1022-210 Chat dengan operator
Email [email protected] Sertakan dokumen pendukung
Website pengaduan.kemensos.go.id Form pengaduan online
Aplikasi Menu “Pengaduan” di app Cek Bansos Upload bukti langsung

Dokumen yang Perlu Disiapkan

Saat mengajukan pengaduan, siapkan:

  • KTP dan KK (scan/foto)
  • Screenshot hasil cek bansos
  • Surat keterangan dari kelurahan (jika ada)
  • Riwayat penerimaan bantuan sebelumnya
  • Dokumen pendukung lain yang relevan

FAQ Nama Hilang dari Bansos

1. Apakah nama hilang dari daftar berarti tidak bisa dapat bansos lagi selamanya?

Tidak. Jika memang masih memenuhi kriteria, bisa mengajukan diri kembali melalui fitur Usul & Sanggah atau koordinasi dengan pendamping sosial.

2. Berapa lama proses untuk kembali masuk daftar?

Tergantung kompleksitas kasus, biasanya 7-30 hari kerja setelah pengajuan lengkap dan terverifikasi.

3. Apakah bisa kehilangan bantuan karena laporan orang lain?

Data diverifikasi ketat, tidak hanya berdasarkan laporan. Ada survei dan pengecekan silang sebelum keputusan dibuat.

4. Bagaimana jika sudah update data tapi nama masih belum muncul?

Beri waktu 3-7 hari kerja untuk sinkronisasi sistem. Jika masih belum, hubungi call center atau pendamping sosial.

5. Apakah ada biaya untuk update data atau ajukan sanggahan?

Tidak ada biaya sama sekali. Semua layanan 100% GRATIS.

6. Bagaimana jika kondisi ekonomi memburuk lagi setelah sempat membaik?

Bisa mengajukan diri kembali melalui RT/RW dan kelurahan dengan melampirkan bukti kondisi ekonomi terkini.

7. Apakah bisa dapat lebih dari satu jenis bansos?

Bisa, selama memenuhi kriteria masing-masing program. Misalnya PKH + BPNT + PIP.

Hilangnya nama dari daftar penerima bansos bukan berarti akhir dari segalanya. Sebagian besar kasus terjadi karena masalah sinkronisasi data atau administrasi yang belum diperbarui.

Dengan pemantauan berkala, pembaruan data yang tepat waktu, dan koordinasi aktif dengan petugas, peluang untuk kembali terdaftar sebagai penerima bansos tetap terbuka lebar.

Sumber dan Referensi Berita:

  • Kementerian Sosial RI – Sistem DTSEN dan Pemutakhiran Data Bansos
  • BPS – Data Sosial Ekonomi Nasional
  • Aplikasi Cek Bansos – Portal Resmi Kemensos