Di 2025, nama VTube masih sering muncul saat berbicara soal aplikasi penghasil uang dari nonton iklan. Konsepnya terlihat sederhana, tonton video pendek, kumpulkan poin, lalu ditukar menjadi saldo yang diklaim bisa diuangkan.
Di balik konsep itu, Satgas Waspada Investasi OJK bersama Kominfo justru sudah lama menempatkan VTube dalam daftar investasi ilegal dan meminta kegiatannya dihentikan karena skemanya dinilai berisiko tinggi bagi masyarakat.
Tulisan ini membedah cara kerja yang pernah ditawarkan, syarat umum yang digunakan, hingga skema tarik saldo, sekaligus menekankan status hukum dan risikonya agar keputusan finansial menjadi lebih terukur.
Sekilas Tentang VTube dan Status Hukumnya
VTube dikembangkan oleh PT Future View Tech dengan model bisnis periklanan digital.
Pengguna diminta menonton iklan untuk mendapatkan poin bernama VTube Point (VP) yang diklaim bisa dikonversi menjadi uang melalui mekanisme internal komunitas.
Berdasarkan siaran pers Satgas Waspada Investasi, VTube termasuk dalam entitas investasi ilegal sejak 2020 dan diminta menghentikan kegiatan perekrutan maupun penawaran keuntungan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika turut melakukan pemblokiran dan beberapa kali menegaskan bahwa klaim VTube sudah “hampir legal 99 persen” adalah informasi hoaks yang menyesatkan.
Menurut penjelasan berbagai pakar keuangan, pola imbal hasil tinggi hanya dengan aktivitas sangat sederhana, apalagi masih mengandalkan perekrutan anggota baru, merupakan ciri umum skema money game yang patut diwaspadai.
Cara Kerja VTube sebagai “Aplikasi Penghasil Uang”
Secara garis besar, mekanisme yang pernah dipromosikan VTube berputar di kombinasi misi harian dan poin.
Pengguna membuat akun, memilih level misi, menonton iklan setiap hari, lalu mengumpulkan poin yang bisa ditukarkan sesuai aturan internal.
Beberapa elemen utama skema tersebut antara lain.
1. Misi Menonton Iklan
Setiap hari tersedia sejumlah iklan yang harus ditonton sampai selesai.
Setiap tayangan menghasilkan VP dengan nilai tertentu yang diklaim setara nominal uang dalam kurs dolar atau rupiah.
2. Sistem Level dan Paket
Pengguna bisa membeli paket atau mengaktifkan level misi tertentu agar jatah iklan dan potensi penghasilan meningkat.
Semakin tinggi level, makin besar jumlah VP yang diklaim bisa didapat dalam periode tertentu sehingga brosur promosi sering menampilkan simulasi penghasilan jutaan rupiah per bulan.
3. Bonus Referal dan Jaringan
Selain menonton iklan, terdapat bonus dari mengajak anggota baru untuk bergabung di bawah struktur tertentu.
Model ini membuat sebagian pengamat menilai skema VTube menyerupai money game dengan lapisan multi level yang bergantung pada keberlanjutan perekrutan anggota, bukan semata jasa periklanan.
Dari sisi literasi keuangan, kombinasi imbal hasil tinggi, pembelian paket, dan bonus jaringan ini adalah sinyal merah yang seharusnya membuat publik ekstra hati hati,.
Syarat Umum dan Alur Aktivasi Level
Informasi yang beredar di komunitas pengguna menunjukkan pola syarat yang relatif mirip dengan platform penghasil uang lain.
Secara ringkas, gambaran prosesnya dapat dipetakan sebagai berikut.
Langkah Dasar Bergabung di VTube
- Membuat akun VTube dengan alamat email dan nomor ponsel aktif.
- Mengisi data profil dan, pada beberapa panduan komunitas, diminta menambahkan identitas dasar.
- Mengaktifkan level misi dengan membeli paket tertentu menggunakan VP atau dana rupiah melalui pihak yang menyediakan.
- Menjalankan misi harian menonton iklan sesuai jatah level yang diaktifkan.
- Mengumpulkan VP hingga mencapai batas minimum yang digadang bisa ditukar menjadi uang.
Berdasarkan sorotan Kominfo dan Satgas Waspada Investasi, keberatan utama justru muncul karena adanya pembelian paket dan potensi kerugian anggota baru yang tidak paham risiko saat menukar rupiah dengan poin internal tanpa dasar aset yang jelas.
Mekanisme Tarik Saldo dan Titik Risiko
Salah satu hal yang membuat banyak orang tertarik ke VTube adalah narasi bahwa VP bisa dicairkan menjadi rupiah.
Skema yang beredar di komunitas biasanya mensyaratkan akumulasi VP sampai angka tertentu, lalu dilakukan penukaran melalui pihak yang bersedia membeli atau melalui fitur internal yang menghubungkan penjual dan pembeli poin.
Dalam praktik, titik risiko muncul di beberapa sisi.
Titik Rawan dalam Proses Pencairan
- Nilai VP tidak dijamin regulator
Harga satu VP ditetapkan sepihak oleh penyelenggara sehingga bisa berubah atau kehilangan nilai tanpa perlindungan hukum yang memadai. - Ketergantungan pada komunitas
Penukaran sering mengandalkan pembeli poin di dalam komunitas sehingga aliran uang baru bergantung pada minat anggota baru yang terus masuk. - Tidak ada jaminan keberlanjutan operasi
Karena status ilegal, Satgas dapat setiap saat meminta pemblokiran lanjutan sehingga akses aplikasi maupun jaringan pembayaran dapat terputus. - Sulit menuntut jika terjadi gagal bayar
Posisi hukum pengguna menjadi lemah karena kegiatan sejak awal sudah dinyatakan melanggar ketentuan investasi legal.
Dalam banyak kasus yang dikaji peneliti hukum dan keuangan, pola seperti ini membuat skema VTube lebih dekat ke investasi spekulatif ketimbang aplikasi produktif yang benar benar berfokus pada jasa periklanan.
Check Keamanan sebelum Percaya Aplikasi Penghasil Uang 2025
Tren aplikasi penghasil uang diprediksi masih berulang di 2025 dengan nama dan kemasan baru.
Supaya tidak mengulang kasus yang sama, beberapa langkah praktis bisa dijadikan checklist sederhana.
Hal yang Wajib Dicek
- Izin di situs resmi OJK dan Kominfo
Legal atau tidaknya sebuah platform dapat ditelusuri di daftar entitas berizin dan daftar investasi ilegal yang diperbarui berkala. - Sumber imbal hasil
Jika uang datang terutama dari pendaftaran anggota baru, bukan dari penjualan barang atau jasa jelas, risiko money game sangat tinggi. - Janji keuntungan
Imbal hasil stabil di atas rata rata produk keuangan wajar biasanya tanda alarm, apalagi bila hanya diminta melakukan tugas sangat sederhana. - Kewajiban setor modal atau beli paket
Skema yang mengharuskan membeli paket agar bisa menarik uang atau naik level layak dipertanyakan manfaat riilnya. - Transparansi risiko dan kontrak
Platform yang sehat cenderung menjelaskan risiko secara terbuka dan menyediakan kontrak tertulis yang bisa dipelajari dengan tenang.
Menurut berbagai kampanye literasi dari Kominfo dan OJK, prinsip dasar yang dapat dipegang adalah jangan tergiur janji penghasilan tinggi tanpa kerja sepadan, dan selalu lakukan verifikasi izin sebelum mempercayakan uang di platform digital.
Kasus VTube menunjukkan bahwa janji aplikasi penghasil uang dari nonton iklan tetap harus diuji lewat izin resmi, sumber keuntungan, dan skema bisnis di baliknya, sehingga keputusan finansial tidak hanya ikut tren tapi benar benar mempertimbangkan risiko kehilangan uang di kemudian hari.