Beranda » Wawasan » Apa Itu Saham Gorengan? Kenali Ciri dan Tips Menghindari Jebakan Saham Gorengan

Apa Itu Saham Gorengan? Kenali Ciri dan Tips Menghindari Jebakan Saham Gorengan

Pernah denger istilah “saham gorengan”? Atau mungkin kamu pernah liat saham yang tiba-tiba melesat tinggi banget dalam waktu singkat, terus bikin kamu penasaran dan pengen beli?

Hati-hati, bro! Bisa jadi itu adalah saham gorengan yang bisa bikin kantong kamu jebol kalau ga hati-hati.

Saham emang jadi salah satu instrumen investasi favorit karena potensi keuntungannya yang lumayan gede. Tapi, di balik peluang cuan besar, ada juga risiko yang ga kalah gede, terutama kalau kamu terjebak di saham gorengan.

Nah, buat kamu yang masih pemula atau bahkan yang udah lama main saham, artikel ini wajib banget kamu baca. Kita bakal bahas tuntas tentang apa itu saham gorengan, ciri-cirinya, cara kerjanya, sampai tips jitu buat menghindari jebakan bandar saham.

Yuk, simak sampai habis biar investasi saham kamu aman dan cuan! 📈💰

Apa Itu Saham Gorengan?

Oke, kita mulai dari basics dulu ya.

Saham gorengan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut saham dengan fundamental perusahaan yang lemah, namun mengalami fluktuasi harga yang tidak wajar atau tidak rasional.

Pergerakan harga saham ini sangat liar—bisa naik drastis dalam waktu singkat (bahkan sampai kena Auto Reject Atas/ARA beruntun), terus tiba-tiba anjlok tajam (sampai kena Auto Reject Bawah/ARB).

Dilansir dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan harga yang tidak wajar ini biasanya terjadi karena adanya rekayasa pasar atau manipulasi yang dilakukan oleh pihak tertentu yang sering disebut “bandar saham”.

Tujuan utama bandar adalah meraup keuntungan jangka pendek dengan cara memanipulasi harga saham, tanpa mempedulikan nasib investor ritel yang terjebak.

Kenapa Disebut “Gorengan”?

Nama “gorengan” sendiri diambil dari analogi makanan gorengan yang digoreng (dipanaskan) dengan cepat. Sama halnya dengan saham ini yang “dipanaskan” atau dimainkan harganya dengan cepat oleh bandar, lalu dijual saat harga tinggi.

Menurut analis pasar modal, istilah ini udah populer di kalangan investor Indonesia sejak lama dan jadi warning buat investor pemula agar lebih hati-hati.

Cara Kerja Saham Gorengan

Nah, sekarang kita bahas gimana sih cara kerja saham gorengan ini. Kenapa harganya bisa naik-turun secara ekstrem?

Skema Manipulasi Bandar Saham

Begini alurnya:

1. Akumulasi (Fase Pembelian)

Bandar mulai membeli saham dalam jumlah besar secara bertahap. Biasanya mereka pilih saham dengan:

  • Kapitalisasi pasar kecil
  • Volume transaksi rendah
  • Fundamental perusahaan lemah
  • Harga murah (saham lapis tiga)
Baca Juga:  Sejarah Bank BRI yang Jarang Diketahui, Hingga Menjadi Raksasa Perbankan

Pembelian dilakukan secara perlahan agar tidak terlalu kentara dan harganya mulai naik sedikit demi sedikit.

2. Mark Up (Fase Pompa Harga)

Setelah mengumpulkan saham dalam jumlah cukup, bandar mulai menaikkan harga secara agresif. Caranya:

  • Beli terus-menerus sampai harga naik drastis
  • Sebar rumor atau berita positif (meski ga jelas kebenarannya)
  • Gunakan akun-akun untuk buat volume transaksi jadi tinggi
  • Buat FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan investor ritel

Harga saham pun melesat tinggi, bahkan bisa naik 20-35% per hari selama beberapa hari berturut-turut.

3. Distribusi (Fase Jual)

Saat harga udah tinggi banget dan banyak investor ritel yang mulai beli karena FOMO, bandar mulai jual semua sahamnya secara bertahap atau sekaligus.

Akibatnya? Harga saham anjlok drastis karena tekanan jual yang besar.

4. Decline (Fase Jatuh)

Investor ritel yang terlambat beli (buy at the top) akhirnya rugi besar karena harga saham terus turun dan susah dijual.

Bandar? Mereka udah cuan besar dan pindah ke saham lain.

Berdasarkan laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), praktik manipulasi pasar seperti ini adalah pelanggaran hukum dan bisa dikenakan sanksi administratif hingga pidana. Tapi sayangnya, masih banyak terjadi karena sulit untuk dibuktikan.

5 Ciri-Ciri Saham Gorengan yang Harus Diwaspadai

Biar ga terjebak, kamu harus bisa mengenali ciri-ciri saham gorengan. Ini dia 5 ciri utama yang wajib kamu waspadai:

1. Kenaikan Harga Tidak Wajar

Saham ini sering masuk dalam daftar Unusual Market Activity (UMA) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena lonjakan harga yang ekstrem.

Ciri-cirinya:

  • Naik 20-35% per hari (kena ARA) selama beberapa hari berturut-turut
  • Kenaikan tidak didukung oleh berita positif atau aksi korporasi
  • Ga ada fundamental yang mendukung kenaikan harga

Dilansir dari Kontan.co.id, saham yang masuk UMA harus diwaspadai karena kemungkinan besar ada permainan harga di dalamnya.

2. Volume Transaksi Melonjak Tajam

Saham gorengan biasanya berasal dari perusahaan kecil dengan kapitalisasi pasar rendah. Tapi tiba-tiba, volume transaksinya melonjak drastis, bahkan bisa menyamai atau melebihi saham blue chip.

Ini adalah indikasi kuat bahwa ada permainan harga yang sedang terjadi.

Contoh:

  • Saham A biasanya volume harian 5-10 juta lot
  • Tiba-tiba volume jadi 500 juta – 1 miliar lot dalam sehari
  • Padahal ga ada berita atau event khusus

3. Bid dan Offer Tidak Seimbang

Kalau kamu perhatiin orderbook-nya, biasanya antrean bid (permintaan beli) dan offer (penawaran jual) sangat tipis—bahkan cuma satu lot per fraksi harga.

Kondisi ini memudahkan bandar untuk mengatur pergerakan harga dengan cepat karena ga butuh modal besar untuk naikkan atau turunkan harga.

4. Volatilitas Sangat Tinggi

Harga saham bergerak sangat liar:

  • Hari ini naik 20%
  • Besok naik lagi 25%
  • Lusa tiba-tiba turun 30%

Pergerakan ini lebih didominasi oleh spekulasi pasar, bukan oleh kinerja bisnis perusahaan.

Menurut analis dari sekuritas ternama, volatilitas tinggi tanpa alasan fundamental yang jelas adalah red flag utama saham gorengan.

5. Kinerja Perusahaan Tidak Solid

Ini yang paling penting!

Kalau kamu cek laporan keuangan perusahaan, biasanya:

  • Perusahaan stagnan atau ga berkembang
  • Bahkan ada yang rugi besar
  • Pendapatan menurun
  • Utang menumpuk
  • Prospek bisnis tidak jelas

Tapi anehnya, harga sahamnya malah melesat tinggi. Nah, ini jelas ga masuk akal dan patut dicurigai.

Berdasarkan data dari BEI, saham dengan fundamental lemah namun harga naik drastis dalam waktu singkat memiliki probabilitas tinggi sebagai saham gorengan.

Bahaya dan Risiko Saham Gorengan

Kenapa sih saham gorengan berbahaya banget? Ini dia beberapa risikonya:

❌ Kerugian Besar dalam Waktu Singkat

Investor yang terlambat masuk (buy at the top) bisa rugi 50-80% dalam hitungan hari atau bahkan jam.

Baca Juga:  Intip 6 Manfaat Pinjaman Online untuk Modal Usaha dan Kembangkan Bisnis

❌ Susah Dijual (Likuiditas Rendah)

Saat harga mulai turun, semua orang pada pengen jual. Akibatnya, ga ada yang mau beli dan saham kamu stuck (ga bisa dijual).

❌ Kehilangan Modal Investasi

Banyak investor pemula yang kehilangan sebagian besar atau bahkan seluruh modal investasinya karena terjebak saham gorengan.

❌ Trauma Investasi

Pengalaman buruk dengan saham gorengan bisa bikin trauma dan kapok investasi saham, padahal saham yang bagus juga banyak.

Dilansir dari Bisnis.com, fenomena saham gorengan kerap menjebak investor, seperti kasus konglomerat India Gautam Adani yang kehilangan kekayaan hingga Rp1.800 triliun akibat dugaan manipulasi saham oleh pihak tertentu.

6 Cara Menghindari Jebakan Saham Gorengan

Nah, sekarang kita masuk ke bagian paling penting: gimana sih cara menghindari saham gorengan?

SEVP Retail Markets & IT BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, mengungkapkan bahwa saham gorengan seringkali menjebak investor pemula. Ia menekankan pentingnya riset, pemahaman risiko, dan tujuan investasi yang jelas.

Berikut adalah 6 cara efektif untuk menghindari risiko saham gorengan:

1. Lakukan Riset Fundamental Mendalam

Ini adalah kunci utama dalam berinvestasi saham!

Dilansir dariIdx.co.id, sebelum membeli saham, kamu wajib:

Cek laporan keuangan perusahaan:

  • Pendapatan dan laba bersih (naik atau turun?)
  • Rasio keuangan (PER, PBV, ROE, dll)
  • Kondisi utang
  • Arus kas

Pahami bisnis perusahaan:

  • Produk/jasa yang dijual
  • Posisi di industri
  • Prospek bisnis ke depan
  • Kompetitor

Cek track record manajemen:

  • Reputasi direksi dan komisaris
  • Kinerja manajemen di masa lalu

Manfaatkan riset dari sekuritas tepercaya:

  • Baca research report dari analis profesional
  • Ikuti rekomendasi dari sekuritas yang diawasi OJK

Ingat: Kalau fundamental bagus, harga saham akan naik secara natural dalam jangka panjang.

2. Hindari Volatilitas yang Tidak Masuk Akal

Kalau kamu menemukan saham dengan pergerakan harga yang terlalu liar dan tidak wajar, lebih baik hindari dulu.

Tanda-tanda volatilitas tidak wajar:

  • Naik atau turun lebih dari 10-20% per hari tanpa alasan jelas
  • Sering kena ARA atau ARB
  • Masuk daftar UMA dari BEI

Lakukan analisis fundamental dan teknikal secara lengkap sebelum memutuskan untuk beli.

3. Waspadai Informasi Tidak Valid

Jangan mudah tergiur dengan:

  • Rekomendasi dari grup Telegram/WhatsApp random
  • Informasi dari influencer atau “guru saham” yang ga jelas kredibilitasnya
  • Rumor pasar yang ga ada sumbernya
  • Berita sensasional tanpa bukti

Menurut OJK, banyak kasus penipuan investasi yang menggunakan modus “rekomendasi saham pasti profit” untuk menarik korban.

Selalu verifikasi informasi melalui:

  • Website resmi BEI (idx.co.id)
  • Laporan resmi perusahaan
  • Berita dari media kredibel (Kontan, Bisnis Indonesia, CNBC Indonesia)
  • Research report dari sekuritas resmi

4. Diversifikasi Portofolio Investasi

Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang!

Diversifikasi adalah cara efektif untuk mengurangi risiko investasi. Caranya:

Beli saham dari berbagai sektor:

  • Banking
  • Telekomunikasi
  • Consumer goods
  • Infrastruktur
  • Energi

Beli saham dengan kapitalisasi berbeda:

  • Large cap (blue chip)
  • Mid cap
  • Small cap (dengan hati-hati)

Kombinasikan dengan instrumen lain:

  • Reksa dana
  • Obligasi
  • Emas

Berdasarkan prinsip manajemen risiko, diversifikasi bisa meminimalkan dampak kerugian jika satu saham anjlok.

5. Gunakan Aplikasi Investasi Tepercaya

Pastikan kamu investasi melalui platform resmi yang:

✅ Terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

✅ Memiliki izin sebagai perusahaan sekuritas resmi

✅ Punya reputasi baik dan track record jelas

Beberapa sekuritas/aplikasi investasi terpercaya:

  • Mandiri Sekuritas
  • BCA Sekuritas
  • BNI Sekuritas
  • Mirae Asset Sekuritas
  • Indo Premier Sekuritas

Menurut OJK, investasi melalui platform ilegal atau tidak berizin sangat berisiko dan tidak mendapat perlindungan hukum.

6. Patuhi Rencana Investasi

Investor yang baik memiliki strategi dan disiplin untuk mematuhinya.

Baca Juga:  Apa itu Bank Sentral? Pengertian, Sejarah, Fungsi, Peran dan Contohnya

Tentukan tujuan investasi:

  • Jangka pendek, menengah, atau panjang?
  • Target return berapa?
  • Profil risiko seperti apa?

Buat rencana entry dan exit:

  • Beli di harga berapa?
  • Jual di harga berapa (target profit)?
  • Cut loss di harga berapa (batas rugi)?

Hindari keputusan emosional:

  • Jangan FOMO (Fear of Missing Out)
  • Jangan panik saat harga turun
  • Jangan serakah saat harga naik

Menurut Warren Buffett, investor legendaris dunia, “Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful.”

Perbedaan Saham Gorengan vs Saham Fundamental

Biar makin jelas, yuk kita lihat perbedaan antara saham gorengan dan saham fundamental yang bagus:

AspekSaham GorenganSaham Fundamental
Kinerja PerusahaanLemah, stagnan, atau rugiSolid, konsisten, profit
Pergerakan HargaLiar, tidak wajarStabil, naik bertahap
Volume TransaksiMelonjak tiba-tibaKonsisten dan wajar
KapitalisasiKecil (lapis tiga)Besar hingga menengah
FundamentalLemah atau tidak jelasKuat dan terbukti
RisikoSangat tinggiRelatif lebih rendah
Cocok untukSpekulan (sangat berisiko)Investor jangka panjang

Dilansir dari Investopedia, saham dengan fundamental kuat cenderung memberikan return yang lebih stabil dan sustainable dalam jangka panjang.

Contoh Kasus Saham Gorengan di Indonesia

Tanpa menyebutkan nama spesifik (untuk menghindari masalah hukum), berikut adalah pola umum kasus saham gorengan yang pernah terjadi di Indonesia:

Kasus Tipikal:

  1. Perusahaan X dengan kapitalisasi kecil, kinerja biasa-biasa saja
  2. Tiba-tiba harga sahamnya naik 200-300% dalam 1-2 minggu
  3. Volume transaksi melonjak drastis
  4. Banyak investor ritel FOMO dan ikutan beli
  5. Harga mencapai puncak, lalu tiba-tiba anjlok 50-70% dalam hitungan hari
  6. Investor yang terlambat masuk rugi besar

Berdasarkan data historis BEI, pola ini terus berulang dan selalu ada korban baru, terutama dari kalangan investor pemula yang belum paham risiko.

Tips Investasi Saham yang Aman dan Menguntungkan

Nah, setelah tau bahaya saham gorengan, sekarang kita bahas tips investasi saham yang lebih aman:

✅ Fokus pada Saham Blue Chip

Saham blue chip adalah saham dari perusahaan besar dengan:

  • Fundamental kuat
  • Kinerja konsisten
  • Likuiditas tinggi
  • Dividen rutin

Contoh sektor blue chip:

  • Perbankan (BBCA, BBRI, BMRI)
  • Telekomunikasi (TLKM)
  • Consumer goods (UNVR, ICBP)

✅ Investasi Jangka Panjang

Berdasarkan penelitian, investasi saham jangka panjang (5-10 tahun) memberikan return yang lebih baik dan risiko lebih rendah dibanding trading jangka pendek.

✅ Dollar Cost Averaging (DCA)

Beli saham secara rutin dengan nominal tetap, misalnya setiap bulan Rp1 juta. Dengan cara ini, kamu beli:

  • Banyak saat harga turun
  • Sedikit saat harga naik

Hasilnya? Harga rata-rata pembelian jadi lebih optimal.

✅ Terus Belajar dan Update Pengetahuan

Ikuti:

  • Webinar atau seminar investasi
  • Baca buku tentang investasi saham
  • Follow akun edukasi investasi yang kredibel
  • Pelajari analisis fundamental dan teknikal

Menurut investor sukses, kunci sukses investasi adalah knowledge + discipline + patience.

FAQ Seputar Saham Gorengan

Masih ada pertanyaan? Yuk, cek FAQ berikut ini:

1. Apakah semua saham dengan harga murah adalah saham gorengan?

Tidak! Harga murah bukan berarti otomatis saham gorengan. Yang membedakan adalah:

  • Fundamental perusahaan
  • Pola pergerakan harga
  • Volume transaksi yang tidak wajar

Ada banyak saham murah dengan fundamental bagus yang cocok untuk investasi jangka panjang.

2. Apakah saham gorengan selalu merugikan?

Tidak selalu, tapi sangat berisiko tinggi! Kalau kamu masuk di waktu yang tepat (saat bandar baru mulai akumulasi) dan keluar sebelum bandar mulai jual, kamu bisa profit. Tapi ini sangat sulit diprediksi dan lebih mirip judi daripada investasi.

3. Bagaimana cara melaporkan dugaan manipulasi saham?

Kamu bisa melaporkan ke:

  • OJK (Otoritas Jasa Keuangan): kontak.ojk.go.id atau telepon 157
  • BEI (Bursa Efek Indonesia): idx.co.id

4. Apakah bandar saham bisa ditangkap?

Bisa! Manipulasi pasar adalah tindak pidana berdasarkan UU Pasar Modal. Tapi pembuktiannya sulit karena harus ada bukti kuat dan investigasi mendalam.

5. Apakah saham dengan fundamental bagus bisa jadi gorengan?

Jarang, tapi bisa terjadi. Biasanya saham blue chip atau saham dengan kapitalisasi besar lebih sulit dimanipulasi karena butuh modal sangat besar.

6. Bagaimana cara membedakan kenaikan wajar vs tidak wajar?

Kenaikan wajar biasanya:

  • Didukung berita positif (kontrak baru, profit naik, dll)
  • Pergerakan bertahap dan konsisten
  • Volume transaksi meningkat wajar

Kenaikan tidak wajar:

  • Tanpa berita atau alasan jelas
  • Naik drastis dalam waktu sangat singkat
  • Volume melonjak ekstrem

7. Apakah trading saham gorengan bisa bikin kaya?

Bisa, tapi sangat berisiko dan tidak disarankan! Banyak yang kaya, tapi lebih banyak lagi yang bangkrut. Ini lebih mirip gambling daripada investasi.

Kesimpulan

Saham gorengan memang menawarkan potensi keuntungan cepat, tapi risikonya sangat besar dan bisa bikin kamu rugi besar dalam waktu singkat.

Sebagai investor yang cerdas, kamu harus bisa: ✅ Mengenali ciri-ciri saham gorengan ✅ Melakukan riset fundamental yang mendalam ✅ Tidak mudah tergiur FOMO atau rumor pasar ✅ Fokus pada investasi jangka panjang dengan fundamental solid ✅ Diversifikasi portofolio investasi

Ingat: Investasi saham bukan untuk cari cuan cepat, tapi untuk membangun wealth jangka panjang.

Seperti kata Warren Buffett: “The stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient.”

Jadi, sabar, disiplin, dan terus belajar adalah kunci sukses investasi saham. Hindari saham gorengan dan fokus pada saham dengan fundamental kuat!

Semoga artikel ini bermanfaat dan bikin kamu makin pinter dalam berinvestasi saham. Happy investing! 📈💪✨