Beranda » Bantuan Sosial » Ini Alasan Pemerintah Tidak Memotong Anggaran Bansos 2026 Meski APBN Dipangkas

Ini Alasan Pemerintah Tidak Memotong Anggaran Bansos 2026 Meski APBN Dipangkas

Pernah merasa bingung kenapa di satu sisi pemerintah umumkan efisiensi besar-besaran, tapi di sisi lain justru bilang bansos 2026 tetap aman? Kok bisa ya dua hal itu jalan bareng tanpa saling bertabrakan? Pertanyaan ini banyak muncul terutama setelah update kebijakan fiskal jelang 28 November 2025 yang lumayan bikin heboh.

Iya, bener banget. APBN 2025–2026 memang sedang ditekan, terutama buat pos operasional, belanja modal, dan pengeluaran administratif. Tapi untuk urusan bansos, pemerintah tetap pasang badan. Alasannya bukan cuma soal politik, tapi lebih karena faktor stabilitas sosial dan ekonomi.

Nah, biar lebih kebayang, mari kupas satu per satu logikanya.

Konteks Awal: APBN 2025 Lagi Ketat-ketatnya

Instruksi efisiensi APBN lewat Inpres No. 1 Tahun 2025 membuat hampir semua kementerian harus nurunin belanja. Mayoritas pemangkasan terjadi pada:

  • perjalanan dinas
  • seminar & kegiatan seremonial
  • belanja alat tulis & kebutuhan perkantoran
  • sebagian belanja modal dan operasional internal

Pemangkasan totalnya mencapai Rp306,7 triliun. Sebuah angka yang lumayan besar, bahkan untuk ukuran negara dengan APBN raksasa.

Baca Juga:  Purbaya Teken: Dana Desa Wajib Dukung Koperasi Merah Putih, Ini Penjelasan Lengkapnya

Menurut Kemenkeu, fokus efisiensi ini dilakukan buat ngejaga kesehatan fiskal di tengah situasi global yang masih gonjang-ganjing. Tapi yang menarik, bansos tetap dikecualikan dari pemotongan.

Kenapa Pos Bansos Tidak Dipotong?

Ada beberapa alasan inti yang bikin pos bansos jadi “zona aman”, sementara sektor lain harus mengencangkan ikat pinggang.

1. Bansos adalah penahan gejolak ekonomi masyarakat bawah

Dalam kondisi inflasi pangan, harga energi naik-turun, dan ketidakpastian global, keluarga rentan bisa jatuh miskin lebih cepat.
Dilansir dari Media Indonesia, pemerintah menilai bansos adalah bantalan utama buat meredam potensi gejolak sosial.

2. Data 28 November 2025 menunjukkan jumlah penerima rentan meningkat

Update DTKS besar-besaran menjelang 28 November 2025 mengungkap peningkatan jumlah warga rentan, terutama kategori hampir miskin.
Artinya, kalau bansos dipotong justru bakal nambah masalah baru.

3. Dampak bansos langsung terasa ke masyarakat

Berbeda dengan proyek infrastruktur yang butuh waktu lama, bansos seperti PKH, BPNT, atau PBI JKN langsung digunakan penerima untuk kebutuhan pokok.
Pemerintah butuh “efek cepat” agar daya beli ga makin turun.

4. Bansos jadi penopang stabilitas politik

Ga bisa dipungkiri, bansos adalah instrumen politik sekaligus sosial. Stabilitas masyarakat berkaitan langsung dengan keberlanjutan program perlindungan sosial.

5. Pemotongan hanya dioper ke belanja non-esensial

Kemensos memastikan Rp1,3 triliun pemangkasan hanya menyasar belanja non-esensial, bukan bantuan langsung.

Anggaran Perlindungan Sosial Justru Naik di 2026

Yang menarik, meski APBN dipangkas, anggaran bansos 2026 malah diproyeksikan naik.
Menurut Kemenkeu, nilai perlindungan sosial bakal tembus Rp508,2 triliun di 2026.

Komponen utamanya antara lain:

  • PKH
  • BPNT / sembako
  • iuran PBI-JKN
  • bantuan pendidikan (PIP, KIP)
  • bantuan bencana
  • program disabilitas & lansia
  • program makan bergizi
Baca Juga:  Penyandang Disabilitas Prioritas Utama Bansos PKH Rp2,4 Juta & BPNT NOV 2025! Ini Syarat & Cara Daftarnya

Ini makin menegaskan posisi bansos sebagai sektor prioritas nasional.

Pos Anggaran yang Dipotong vs Dipertahankan

Jenis Belanja Status Keterangan
Perjalanan dinas Dipangkas Efisiensi administrasi
Belanja modal Dipangkas sebagian Fokus ke proyek prioritas
Sebagian transfer daerah Direfocusing Dialihkan ke sektor strategis
Bansos 2026 Dijaga PKH, BPNT, PBI-JKN, PIP tetap aman
Program disabilitas & lansia Dikuatkan ATENSI, makan bergizi, layanan sosial

Bagaimana Efisiensi APBN Berjalan?

  1. Awal 2025 – Inpres Efisiensi APBN diterbitkan
  2. Kuartal I 2025 – Pemotongan operasional kementerian mulai dijalankan
  3. 28 November 2025 – Update data bansos & penerima rentan diperkuat
  4. Awal 2026 – APBN baru dengan fokus perlindungan sosial mulai berlaku
  5. Pertengahan 2026 – Evaluasi efek bansos terhadap stabilitas pangan & daya beli

Mengapa Bansos Tetap Jadi Prioritas?

Ada 4 alasan yang paling sering muncul dalam kajian fiskal pemerintah.

1. Pencegah lonjakan angka kemiskinan

Inflasi dan ketidakpastian global bikin banyak keluarga rentan makin terpuruk kalau bansos dipotong.

2. Penopang daya beli

Konsumsi rumah tangga adalah 55% penopang ekonomi Indonesia.
Bansos membantu stabilkan permintaan.

3. Efek multiplier langsung

Uang bansos langsung dipakai untuk makanan, obat, sekolah, bukan untuk tabungan.

4. Menjaga stabilitas sosial

Krisis ekonomi bisa memicu keresahan sosial. Dengan bansos kuat, risiko itu bisa ditekan.

Realisasi Bansos Awal 2025

Per Februari 2025, realisasi belanja bansos mencapai Rp25,9 triliun, atau 19,2% dari total pagu.
Angka ini lebih tinggi dibanding Februari 2024.

Artinya, di tengah efisiensi, justru distribusi bansos makin cepat.

Cara Pastikan Tetap Jadi Penerima 2026

  • update data di desa/kelurahan
  • pastikan NIK sudah padan
  • cek DTKS/DTSE secara berkala
  • simpan dokumen pendukung kasus rentan
  • pantau pengumuman resmi Kemensos
Baca Juga:  Bansos Susulan Dari Pemerintah! PKH, BPNT, BLT Kesra hingga PIP 17 Nov 2025, Ini Daftarnya

Agar Tidak Tertinggal Informasi Bansos

  • cek cekbansos.kemensos.go.id
  • pantau sosial media resmi Kemensos
  • jangan percaya info hoaks dari grup random
  • gunakan layanan pendamping sosial

Menurut Kominfo, hoaks bansos meningkat tiap kuartal sehingga wajib cross-check.

FAQ

1. Apakah bansos benar-benar aman meski APBN dipotong?
Iya. Efisiensi hanya menyasar belanja non-esensial.

2. Apa benar bansos 2026 naik anggarannya?
Menurut Kemenkeu, ada kenaikan hingga Rp508 triliun.

3. Apa bansos disalurkan lebih selektif di 2026?
Ya, bantuan diarahkan ke kelompok paling rentan untuk hasil maksimal.

Penutup

Jadi intinya, pemotongan APBN bukan berarti bansos ikut terseret. Pemerintah milih tahan pemangkasan di sektor lain demi jaga kemampuan keluarga rentan bertahan di tengah tekanan ekonomi. Dengan strategi efisiensi yang tepat sasaran, bansos tetap jadi jangkar perlindungan sosial di 2026. Semoga kebijakannya makin manjur bantu mereka yang paling butuh ya.