Beranda » Berita » JP Morgan Prediksi Harga Emas Tembus $5.055 di 2026, Ini Alasannya!

JP Morgan Prediksi Harga Emas Tembus $5.055 di 2026, Ini Alasannya!

Bank investasi raksasa JP Morgan kembali mempertahankan pandangan bullish atau optimis terhadap prospek harga emas global. Dalam laporan terbarunya, analis JP Morgan memberikan proyeksi yang cukup mengejutkan pasar: harga emas dunia diprediksi dapat mencapai rata-rata $5.055 per troy ons pada kuartal IV tahun 2026.

Dikutip dari Reuters, Jumat (24 Oktober 2025), prediksi harga emas tersebut bukan tanpa dasar. JP Morgan menyusun proyeksi ini berdasarkan asumsi permintaan yang solid, dengan memperkirakan permintaan dari investor institusional dan pembelian oleh bank sentral global rata-rata mencapai sekitar 566 ton per kuartal sepanjang tahun 2026.

Angka ini menunjukkan appetite atau minat yang sangat tinggi terhadap emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Emas Masih Jadi Konviksi Tertinggi JP Morgan

“Emas tetap menjadi keyakinan tertinggi kami untuk posisi beli tahun ini, dan kami melihat kenaikan lebih lanjut seiring pasar memasuki siklus pemotongan suku bunga The Fed,” ungkap Natasha Kaneva, Kepala Strategi Komoditas Global di JP Morgan.

Statement ini sangat penting karena menunjukkan bahwa meskipun harga emas sudah naik signifikan di tahun 2025, JP Morgan masih percaya ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut. Berdasarkan kebijakan moneter Federal Reserve, siklus pemotongan suku bunga biasanya memberikan angin segar bagi harga emas karena menurunkan opportunity cost untuk memegang aset yang tidak memberikan yield seperti emas.

Menurut analisis historis dari World Gold Council, setiap kali The Fed memangkas suku bunga secara agresif, harga emas cenderung mengalami apresiasi signifikan dalam 6-12 bulan berikutnya.

Baca Juga:  Jadwal dan Besaran Gaji Pensiunan PNS November 2025! Lengkap dari Cara Cek dan Tips Pencairan

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar & Mulia di JP Morgan, mengidentifikasi beberapa faktor kunci yang akan terus mendorong harga emas ke atas:

1. Siklus Pemotongan Suku Bunga The Fed

Federal Reserve telah memulai siklus pemotongan suku bunga di tahun 2024-2025, dan diperkirakan akan berlanjut hingga 2026. Berdasarkan proyeksi dari CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan suku bunga The Fed akan turun ke kisaran 3.25-3.50% pada akhir 2026.

Suku bunga yang lebih rendah membuat emas lebih atraktif karena:

  • Menurunkan yield obligasi (kompetitor emas)
  • Melemahkan dollar AS
  • Meningkatkan ekspektasi inflasi

2. Kekhawatiran Stagflasi

Stagflasi—kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang stagnan dengan inflasi tinggi—adalah nightmare bagi investor. Menurut analisis ekonom dari Goldman Sachs dan Morgan Stanley, risiko stagflasi di ekonomi global masih cukup tinggi di tahun 2026-2027.

Dikutip dari laporan IMF (International Monetary Fund), dalam kondisi stagflasi, emas historis menjadi salah satu aset dengan performa terbaik, seperti yang terjadi di era 1970-an.

3. Kekhawatiran Independensi The Fed

Ada kekhawatiran di pasar mengenai independensi Federal Reserve, terutama terkait dengan tekanan politik yang mungkin mempengaruhi kebijakan moneter. Berdasarkan survey dari Reuters, 45% ekonom mengkhawatirkan potensi intervensi politik terhadap The Fed.

Ketidakpastian ini membuat investor mencari safe haven, dan emas adalah pilihan klasik.

4. Lindung Nilai Penurunan Nilai Mata Uang

Dengan meningkatnya utang pemerintah global dan kebijakan moneter yang ekspansif, kekhawatiran terhadap penurunan nilai mata uang fiat semakin meningkat. Menurut data Bank for International Settlements (BIS), total utang global telah mencapai rekor tertinggi di atas $300 triliun.

Emas, sebagai aset yang tidak bisa dicetak atau dimanipulasi pemerintah, menjadi hedge yang ideal.

Bukan Dedolarisasi, Tapi Diversifikasi Dollar

Terkait dengan penguatan harga emas, JP Morgan memberikan klarifikasi penting: ini bukan tentang dedolarisasi atau penurunan nilai dollar secara dramatis, tetapi lebih merupakan diversifikasi dari dollar AS.

Baca Juga:  Daftar 7 Bansos Cair November 2025 Lengkap dengan Jadwal, Nominal, dan Cara Cek Penerimanya

Dikutip dari analisis JP Morgan, fenomena yang terjadi adalah:

  • Pemegang aset AS dari luar negeri secara bertahap mengalihkan sebagian kecil alokasi mereka ke emas
  • Bukan meninggalkan dollar sepenuhnya, tapi menambah emas sebagai diversifikasi
  • Bank sentral global meningkatkan cadangan emas untuk mengurangi ketergantungan pada satu mata uang

Berdasarkan data World Gold Council Q3 2025, bank sentral global membeli emas bersih sebanyak 1.037 ton di sembilan bulan pertama 2025, menjaga tren pembelian kuat yang dimulai sejak 2022.

Negara-negara seperti China, India, Turki, dan beberapa negara emerging market lainnya menjadi pembeli emas terbesar.

Konsolidasi Pasar: Hal yang Sehat

Analis JP Morgan juga menyoroti bahwa konsolidasi pasar yang terjadi baru-baru ini—di mana harga emas sempat turun dari puncaknya—sebenarnya adalah hal yang sehat dan normal.

“Wajar jika Anda diliputi rasa takut, karena harga bergerak begitu cepat. Ini hanyalah cerita yang sangat jelas: Anda memiliki banyak pembeli, dan Anda tidak memiliki penjual,” kata Kaneva.

Penurunan harga emas dunia yang terjadi mencerminkan pasar yang sedang mencerna kenaikan harga yang sangat cepat sejak Agustus 2025. Menurut analisis teknikal dari Trading Economics, koreksi 5-10% setelah rally kuat adalah normal dan justru memberikan momentum baru untuk kenaikan berikutnya.

Berdasarkan data historis, setiap kali emas mengalami rally signifikan (di atas 30% dalam 6 bulan), biasanya diikuti dengan konsolidasi 2-3 bulan sebelum melanjutkan tren naik.

Target Jangka Panjang: $6.000 per Ons di 2028

Yang lebih menarik, Natasha Kaneva menegaskan kembali target harga emas jangka panjang JP Morgan yang sangat ambisius: mencapai $6.000 per troy ons pada tahun 2028.

Ini adalah proyeksi jangka panjang yang menekankan bahwa emas harus dilihat sebagai investasi multi-tahun, bukan trading jangka pendek. Dikutip dari strategy report JP Morgan, roadmap menuju $6.000 diperkirakan sebagai berikut:

  • 2025: Konsolidasi di kisaran $4.000-$4.500
  • 2026 Q4: Target $5.055 per ons
  • 2027: Proyeksi $5.500-$5.800 per ons
  • 2028: Target $6.000 per ons
Baca Juga:  Mau Pinjam Uang di BRI? Simak Cara Pengajuan Online Tanpa Jaminan Paling Update!

Menurut analisis dari UBS dan Credit Suisse, target $6.000 bukanlah mustahil mengingat fundamental yang mendukung dan precedent historis di mana emas pernah naik lebih dari 400% dalam satu dekade (2001-2011).

Rekor Tertinggi Harga Emas 2025

Sebagai informasi, harga emas spot telah mencatatkan beberapa rekor tertinggi sepanjang tahun 2025. Puncak terbaru dicapai pada awal pekan ini di $4.381,21 per troy ons.

Berdasarkan data Bloomberg dan Kitco, rekor tertinggi harga emas tersebut menandai:

  • Kenaikan year-to-date (YTD) hampir 57%
  • Performa tahunan terkuat sejak 1979 (46 tahun lalu!)
  • Melampaui semua aset utama lainnya termasuk S&P 500, Nasdaq, dan Bitcoin

Menurut analisis Goldman Sachs, kenaikan 57% dalam satu tahun adalah exceptional dan biasanya hanya terjadi di periode krisis besar seperti:

  • Krisis minyak 1979
  • Krisis finansial 2008-2009
  • Pandemi COVID-19 2020

Fakta bahwa emas bisa naik 57% di tahun 2025 tanpa adanya krisis akut menunjukkan betapa kuatnya fundamental demand.

Apa Artinya untuk Investor?

Berdasarkan rekomendasi dari berbagai wealth management firms, proyeksi bullish JP Morgan ini memberikan beberapa implikasi:

Untuk Investor Jangka Panjang:

✅ Emas tetap menjadi core holding yang penting dalam portfolio (alokasi 5-10%)
✅ Konsolidasi harga adalah kesempatan bagus untuk accumulation
✅ Target $6.000 di 2028 memberikan potensi return ~37% dari level saat ini

Untuk Investor Jangka Pendek:

⚠️ Volatilitas akan tetap tinggi
⚠️ Bisa ada koreksi 10-15% sebelum rally berikutnya
⚠️ Perlu risk management yang ketat

Untuk Diversifikasi:

💰 Emas physical (batangan/koin) untuk long-term hold
💰 Gold ETF untuk likuiditas
💰 Gold mining stocks untuk leverage (high risk, high return)
💰 Gold futures untuk trader berpengalaman

Menurut survey dari World Gold Council, 73% investor institusional berencana meningkatkan atau mempertahankan alokasi emas mereka di tahun 2026.

Risiko yang Perlu Diperhatikan

Meskipun outlook sangat bullish, dikutip dari analisis risk management JP Morgan, ada beberapa risiko yang bisa mengubah proyeksi:

The Fed tidak memangkas suku bunga (jika inflasi tetap tinggi)
Dollar AS menguat drastis (flight to safety ke dollar)
Resolusi konflik geopolitik (berkurangnya risk premium)
Inovasi teknologi pengganti emas (walaupun ini least likely)

Nah, itu dia analisis lengkap tentang prediksi harga emas dari JP Morgan! Dengan target $5.055 di Q4 2026 dan $6.000 di 2028, emas memang terlihat sangat menarik sebagai investasi jangka panjang. Apakah kamu sudah punya emas dalam portfolio investasimu? 💰✨