JAKARTA – Co-founder Ethereum Vitalik Buterin menegaskan bahwa Ethereum telah berkembang menjadi platform blockchain terbesar kedua setelah Bitcoin dengan kapitalisasi pasar mencapai USD450 miliar per November 2025.
Dilansir dari data CoinMarketCap, harga Ethereum (ETH) per 17 November 2025 berada di kisaran USD3.200 dengan volume perdagangan harian mencapai USD28 miliar.
“Ethereum bukan sekadar mata uang digital seperti Bitcoin, tapi platform yang memungkinkan siapa saja membangun aplikasi terdesentralisasi tanpa perantara. Inilah yang membuat Ethereum menjadi fondasi Web3,” ujar Vitalik dalam Ethereum Developer Conference di Dubai, Oktober 2025.
Berdasarkan laporan Standard Chartered, harga ETH pada 2025 diperkirakan mencapai USD4.300 dan berpotensi naik hingga USD7.500 di akhir tahun, bahkan USD25.000 pada 2028.
Apa Itu Ethereum?
Ethereum adalah blockchain open-source dan terdesentralisasi yang mendukung smart contract (kontrak pintar) dan aplikasi terdesentralisasi (dApps).
Menurut Ethereum Foundation, platform ini diluncurkan pada 30 Juli 2015 oleh Vitalik Buterin bersama co-founder lainnya termasuk Gavin Wood, Joseph Lubin, dan Anthony Di Iorio.
Berbeda dengan Bitcoin yang fokus sebagai mata uang digital, Ethereum dirancang sebagai platform komputasi global yang memungkinkan pengembang membangun berbagai aplikasi.
Dilansir dari whitepaper Ethereum, aset utama platform ini bernama Ether (ETH) yang digunakan untuk membayar biaya transaksi (gas fee), staking dalam mekanisme Proof-of-Stake, dan sebagai aset investasi.
Berdasarkan data Etherscan, total supply Ethereum per November 2025 mencapai 120,5 juta ETH dengan lebih dari 240 juta alamat wallet yang aktif.
Komponen Utama Ethereum
Menurut Ethereum Foundation, ada tiga komponen inti:
1. Blockchain Ethereum
- Buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi
- Tersebar di ribuan node di seluruh dunia
- Tidak dapat diubah (immutable) dan transparan
2. Smart Contract
- Program yang berjalan otomatis ketika kondisi terpenuhi
- Tidak memerlukan pihak ketiga atau perantara
- Digunakan untuk DeFi, NFT, DAO, dan aplikasi lainnya
3. Ether (ETH)
- Mata uang native Ethereum
- Digunakan untuk gas fee dan staking
- Dapat diperdagangkan sebagai aset investasi
Sejarah dan Perkembangan Ethereum
Dilansir dari dokumentasi Ethereum, berikut tonggak penting platform ini:
2015: Peluncuran Ethereum Mainnet
Ethereum resmi diluncurkan pada 30 Juli 2015 dengan harga awal sekitar USD0,75 per ETH melalui Initial Coin Offering (ICO).
Menurut data historis CoinMarketCap, ICO Ethereum mengumpulkan 31.500 Bitcoin (senilai USD18 juta saat itu) dan menjadi salah satu ICO paling sukses di era awal cryptocurrency.
2017: ICO Boom dan ERC-20
Berdasarkan laporan Coindesk, ribuan proyek crypto diluncurkan menggunakan standar token ERC-20 di Ethereum.
Harga ETH melonjak dari sekitar USD8 di awal tahun menjadi lebih dari USD700 di akhir 2017.
“Standar ERC-20 memungkinkan siapa saja membuat token sendiri di Ethereum dengan mudah, inilah yang memicu ledakan ICO di 2017,” ujar Vitalik Buterin.
2020: DeFi Summer
Dilansir dari DeFi Pulse, Total Value Locked (TVL) dalam protokol DeFi di Ethereum melonjak dari USD1 miliar menjadi lebih dari USD15 miliar sepanjang tahun 2020.
Platform seperti Uniswap, Aave, Compound, dan MakerDAO menjadi backbone ekosistem keuangan terdesentralisasi.
Menurut laporan ConsenSys, lebih dari 70% aktivitas DeFi global terjadi di Ethereum.
2021: NFT Hype Cycle
Ethereum menjadi pusat booming Non-Fungible Token (NFT) dengan koleksi ikonik seperti CryptoPunks, Bored Ape Yacht Club, dan Azuki.
Berdasarkan data OpenSea, volume perdagangan NFT di Ethereum mencapai USD23 miliar sepanjang tahun 2021.
Dilansir dari Christie’s Auction House, karya NFT seniman digital Beeple terjual seharga USD69 juta, menandai legitimasi NFT di dunia seni mainstream.
2022: The Merge – Transisi ke Proof-of-Stake
Menurut Ethereum Foundation, pada 15 September 2022 Ethereum sukses melakukan upgrade terbesar dengan beralih dari Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS).
“The Merge mengurangi konsumsi energi Ethereum sebesar 99,95%, menjadikannya blockchain ramah lingkungan tanpa mengorbankan keamanan,” ujar Tim Beiko, Core Developer Ethereum.
Berdasarkan data Crypto Carbon Ratings Institute, konsumsi energi tahunan Ethereum turun dari 94 TWh menjadi hanya 0,01 TWh pasca The Merge.
2024: Spot ETH ETF dan Dencun Upgrade
Dilansir dari SEC (Securities and Exchange Commission) AS, pada Mei 2024 regulator AS menyetujui ETF Ethereum spot pertama dari BlackRock, Fidelity, dan Grayscale.
“Persetujuan ETF Ethereum menandai adopsi institusional yang semakin kuat dan memberikan akses lebih mudah bagi investor tradisional,” ujar Larry Fink, CEO BlackRock.
Berdasarkan data Farside Investors per 14 November 2025, arus masuk kumulatif ke ETF Ethereum mencapai USD13,2 miliar.
Menurut Ethereum Foundation, upgrade Dencun diluncurkan Maret 2024 dengan proto-danksharding (EIP-4844) yang menurunkan biaya transaksi di Layer 2 hingga 90%.
2025: Pectra Upgrade
Dilansir dari roadmap Ethereum, upgrade Pectra direncanakan diluncurkan Q1 2025 dengan peningkatan pada:
EIP-7251: Peningkatan Efisiensi Staking
- Meningkatkan batas maksimal stake dari 32 ETH menjadi 2.048 ETH per validator
- Mengurangi kompleksitas operasional bagi institutional stakers
EIP-7702: Account Abstraction
- Memungkinkan wallet biasa berfungsi seperti smart contract
- Meningkatkan UX dengan fitur seperti gas sponsorship dan batch transactions
EIP-7691: Efisiensi Data Blob
- Meningkatkan target data blob dari 3 menjadi 6 per block
- Menurunkan biaya Layer 2 lebih jauh
Cara Kerja Ethereum
Berdasarkan whitepaper Ethereum, platform ini menggunakan teknologi blockchain dengan arsitektur yang lebih kompleks dari Bitcoin.
Struktur Blockchain Ethereum
Menurut Ethereum Foundation, setiap block di Ethereum berisi:
- Header: Informasi metadata block (timestamp, hash, parent hash)
- Transactions: Daftar semua transaksi dalam block tersebut
- State: Status terkini dari semua account dan smart contract
- Gas Used: Total gas yang dikonsumsi untuk eksekusi transaksi
Dilansir dari Etherscan, rata-rata waktu pembuatan block Ethereum adalah 12 detik dengan kapasitas sekitar 150-300 transaksi per block.
Proses Transaksi
Berdasarkan dokumentasi teknis Ethereum, alur transaksi sebagai berikut:
1. Pengguna Mengirim Transaksi
- User membuat transaksi melalui wallet
- Menentukan gas price dan gas limit
- Menandatangani dengan private key
2. Masuk ke Mempool
- Transaksi broadcast ke jaringan
- Tersimpan di mempool menunggu validasi
- Validator memilih transaksi berdasarkan gas price tertinggi
3. Validator Memproses
- Validator terpilih membuat block baru
- Mengeksekusi smart contract jika ada
- Menambahkan transaksi ke block
4. Konfirmasi dan Finalisasi
- Block di-broadcast ke seluruh network
- Node lain memverifikasi kebenaran block
- Setelah 2 epochs (~13 menit), block dianggap final
Konsensus Proof-of-Stake (PoS)
Menurut Ethereum Foundation, sejak The Merge, Ethereum menggunakan mekanisme konsensus PoS dengan Gasper (kombinasi Casper FFG dan LMD GHOST).
Cara Kerja PoS Ethereum:
1. Validator Staking
- Minimal stake 32 ETH untuk menjadi validator
- Alternatif: join staking pool dengan modal lebih kecil
- Validator mengunci ETH sebagai jaminan
2. Pemilihan Validator
- Setiap 12 detik, satu validator dipilih random sebagai block proposer
- Validator lain bertindak sebagai attestor (pengonfirmasi)
- Pemilihan berdasarkan jumlah stake dan randomness
3. Reward dan Penalty
- Validator jujur mendapat reward ETH dan gas fee
- Validator offline atau curang kena penalty
- Slashing: kehilangan sebagian ETH jika melakukan fraud
Dilansir dari Beaconcha.in, per November 2025 terdapat lebih dari 1,1 juta validator aktif dengan total 35 juta ETH yang di-stake.
Keunggulan Ethereum
Berdasarkan analisis DeFi Pulse dan industry report, Ethereum memiliki beberapa keunggulan kompetitif:
1. Ekosistem Terbesar dan Paling Mature
Menurut data Electric Capital Developer Report 2025, Ethereum memiliki lebih dari 7.000 active developer, tertinggi di industri blockchain.
Dilansir dari DappRadar, lebih dari 5.000 dApps aktif berjalan di Ethereum dengan kategori DeFi, NFT, Gaming, dan Social.
“Ethereum memiliki network effect yang sangat kuat, developer berbakat, likuiditas terdalam, dan ekosistem paling lengkap di industri blockchain,” ujar Hayden Adams, founder Uniswap.
2. Smart Contract Paling Fleksibel
Berdasarkan dokumentasi Solidity, bahasa pemrograman smart contract Ethereum memungkinkan developer membuat aplikasi kompleks dengan logika bisnis apapun.
Contoh use case:
- DeFi protocols (lending, AMM, derivatives)
- NFT marketplaces dan gaming items
- DAO governance systems
- Tokenisasi real-world assets
3. Keamanan Proven dan Battle-Tested
Menurut Ethereum Foundation, blockchain Ethereum beroperasi tanpa downtime signifikan sejak 2015 (hampir 10 tahun).
Dilansir dari Chainalysis, Ethereum memiliki track record keamanan terbaik di antara smart contract platforms dengan ribuan validator independen yang mengamankan network.
4. Adopsi Institusional yang Kuat
Berdasarkan laporan Grayscale Investment, institusi besar seperti BlackRock, JPMorgan, Visa, dan Microsoft telah mengintegrasikan atau berinvestasi di Ethereum.
“Ethereum telah menjadi infrastruktur kritis untuk inovasi keuangan digital dan Web3, legitimasinya diakui regulator global,” ujar Michael Saylor, Chairman MicroStrategy.
5. Ramah Lingkungan Pasca The Merge
Menurut Crypto Carbon Ratings Institute, konsumsi energi Ethereum turun 99,95% pasca The Merge, menjadikannya lebih efisien dari Visa network.
Kekurangan Ethereum
Berdasarkan kritik analyst dan pengguna, Ethereum juga memiliki beberapa keterbatasan:
1. Biaya Transaksi Tinggi Saat Network Congestion
Dilansir dari Etherscan, saat peak congestion, gas fee di Ethereum mainnet bisa mencapai USD50-200 per transaksi.
“High gas fee menjadi barrier to entry bagi user retail dan membuat Ethereum kurang cocok untuk microtransactions,” ujar analyst CoinDesk.
Menurut Ethereum Foundation, solusi Layer 2 seperti Optimism dan Arbitrum dirancang untuk mengatasi masalah ini dengan biaya hanya USD0,10-1 per transaksi.
2. Skalabilitas Masih Terbatas
Berdasarkan data Etherscan, throughput Ethereum mainnet hanya 15-30 TPS (transactions per second), jauh di bawah blockchain baru seperti Solana (4.000+ TPS).
Menurut Vitalik Buterin, solusi jangka panjang adalah sharding dan Layer 2 rollups yang dapat meningkatkan kapasitas hingga 100.000+ TPS.
3. Persaingan dari Blockchain Alternatif
Dilansir dari DeFi Llama, Ethereum menghadapi kompetisi dari Solana, BNB Chain, Avalanche, dan Polygon yang menawarkan kecepatan lebih tinggi dan biaya lebih rendah.
“Meski Ethereum masih dominan, market share-nya dalam DeFi turun dari 95% (2020) menjadi 55% (2025) karena kompetisi yang ketat,” ujar laporan Messari.
4. Kompleksitas Teknis untuk Pemula
Berdasarkan survei user Ethereum, banyak pemula kesulitan memahami konsep gas fee, wallet management, dan interaksi dengan smart contract.
Menurut ConsenSys, upaya simplifikasi UX melalui account abstraction (EIP-7702) dalam Pectra upgrade bertujuan mengatasi masalah ini.
5. Risiko Regulasi
Dilansir dari SEC, ada diskusi apakah ETH bisa diklasifikasikan sebagai sekuritas di beberapa yurisdiksi yang dapat berdampak pada perdagangan dan aksesibilitas.
Perbedaan Ethereum vs Bitcoin
Berdasarkan perbandingan teknis, berikut perbedaan fundamental kedua blockchain terbesar:
| Aspek | Bitcoin (BTC) | Ethereum (ETH) |
|---|---|---|
| Tahun Peluncuran | 2009 | 2015 |
| Founder | Satoshi Nakamoto (anonim) | Vitalik Buterin & tim |
| Tujuan Utama | Mata uang digital, store of value | Platform smart contract, Web3 infrastructure |
| Fungsi Blockchain | Hanya transfer nilai (payment) | Eksekusi smart contract & dApps |
| Konsensus Mechanism | Proof-of-Work (PoW) | Proof-of-Stake (PoS) sejak 2022 |
| Total Supply | 21 juta BTC (terbatas) | Tidak terbatas (dengan mekanisme burning) |
| Block Time | ~10 menit | ~12 detik |
| Bahasa Pemrograman | Script (terbatas) | Solidity (Turing-complete) |
| Use Case Utama | “Digital gold”, hedge terhadap inflasi | DeFi, NFT, DAO, tokenisasi, gaming |
| Konsumsi Energi | ~150 TWh/tahun | ~0,01 TWh/tahun (pasca Merge) |
Menurut Michael Saylor, “Bitcoin adalah hard money digital, Ethereum adalah programmable internet of value.”
Fungsi dan Use Case Ethereum
Dilansir dari Ethereum Foundation, platform ini mendukung berbagai aplikasi:
1. Decentralized Finance (DeFi)
Berdasarkan data DeFi Llama, Total Value Locked (TVL) di Ethereum DeFi mencapai USD50 miliar per November 2025.
Contoh protokol DeFi populer:
- Uniswap: DEX (Decentralized Exchange) terbesar
- Aave: Platform lending/borrowing crypto
- MakerDAO: Stablecoin DAI yang di-collateralize ETH
- Curve Finance: DEX untuk stablecoin trading
2. Non-Fungible Tokens (NFT)
Menurut data OpenSea, lebih dari 80% NFT global diperdagangkan di Ethereum.
Use case NFT:
- Digital art dan koleksi (CryptoPunks, BAYC)
- Gaming items dan metaverse assets
- Music royalties dan entertainment IP
- Real-world asset certificates
3. Stablecoin Infrastructure
Dilansir dari Coin Metrics, Ethereum menjadi backbone mayoritas stablecoin dengan USDC, USDT, dan DAI yang bernilai lebih dari USD120 miliar beredar di Ethereum.
4. Decentralized Autonomous Organizations (DAO)
Berdasarkan data DeepDAO, lebih dari 10.000 DAO beroperasi di Ethereum dengan total treasury USD25 miliar.
Contoh DAO besar:
- Uniswap DAO
- MakerDAO
- ENS DAO
- Arbitrum DAO
5. Tokenisasi Real-World Assets (RWA)
Menurut report BlackRock, tokenisasi aset seperti real estate, bonds, dan commodities di Ethereum mencapai USD2 miliar dan diprediksi tumbuh eksponensial.
Cara Investasi Ethereum di Indonesia
Berdasarkan POJK 27/2024 dari OJK, investasi aset crypto di Indonesia harus melalui platform resmi yang terdaftar di OJK dan Bappebti.
Langkah Investasi ETH
Menurut panduan OJK, berikut cara aman berinvestasi Ethereum:
1. Pilih Platform Crypto Resmi
Dilansir dari Bappebti, gunakan exchange yang terdaftar resmi seperti Pluang, Pintu, atau Tokocrypto.
“Pluang adalah aplikasi resmi yang diawasi OJK dan Bappebti serta bersertifikat ISO/IEC 27001 untuk proteksi data maksimal,” ujar CEO Pluang Claudia Kolonas.
2. Registrasi dan Verifikasi KYC
- Download aplikasi Pluang di Play Store atau App Store
- Daftar dengan email dan nomor HP
- Upload KTP dan foto selfie
- Tunggu verifikasi (biasanya 1×24 jam)
3. Deposit Dana
Berdasarkan layanan Pluang, deposit bisa dilakukan melalui:
- Transfer bank (BCA, Mandiri, BNI, BRI)
- Virtual account
- E-wallet
- Minimal deposit: Rp10.000
4. Beli Ethereum (ETH)
- Buka menu Trading
- Pilih aset ETH/IDR
- Tentukan jumlah pembelian
- Klik “Beli” dan konfirmasi
5. Simpan atau Trading
Menurut expert, ada dua strategi:
- HODLing: Simpan ETH jangka panjang untuk capital appreciation
- Active Trading: Trading aktif memanfaatkan volatilitas harga
Dilansir dari Pluang, platform menyediakan:
- Spot trading ETH
- ETH futures dengan leverage
- Staking ETH untuk passive income
- Portfolio tracking real-time
Biaya Transaksi
Berdasarkan fee structure Pluang:
- Trading fee: 0,1% – 0,2%
- Deposit: Gratis
- Withdrawal: Rp5.000 – Rp15.000
Proyeksi Harga Ethereum
Dilansir dari Standard Chartered Research, bank investasi global memberikan proyeksi bullish untuk ETH:
- Akhir 2025: USD7.500
- 2028: USD25.000
Menurut Geoff Kendrick, Head of Digital Asset Research Standard Chartered, proyeksi ini didasarkan pada:
- Adopsi institusional yang meningkat via ETF
- Pertumbuhan ekosistem DeFi dan RWA tokenization
- Upgrade Ethereum yang meningkatkan skalabilitas
- Dominasi Ethereum sebagai platform smart contract
Berdasarkan data historis CoinMarketCap, ETH telah memberikan return:
- Dari ICO (2015) hingga 2025: +400.000%
- Dari harga terendah 2018 hingga 2025: +3.000%
Tips Investasi Ethereum untuk Pemula
Berdasarkan rekomendasi financial advisor, berikut best practice:
1. Mulai dengan Modal Kecil
Menurut OJK, investor pemula sebaiknya mulai dengan dana yang siap hilang, maksimal 5-10% dari total portfolio.
2. Dollar-Cost Averaging (DCA)
Dilansir dari strategy investment, beli ETH secara berkala dengan jumlah tetap untuk mengurangi risiko timing market.
3. Manfaatkan Fitur Edukasi
Berdasarkan layanan Pluang, platform menyediakan:
- Artikel edukasi crypto
- Webinar dan workshop
- Market analysis
- Demo account untuk latihan
4. Aktifkan Fitur Keamanan
- Two-Factor Authentication (2FA)
- Biometric login
- Whitelist withdrawal address
- Email notification untuk transaksi
5. Diversifikasi Portfolio
Menurut expert finansial, jangan all-in di ETH, kombinasikan dengan:
- Bitcoin (BTC)
- Altcoin lain
- Aset tradisional (saham, emas)
Risiko Investasi Ethereum
Dilansir dari warning OJK, investor harus memahami risiko:
1. Volatilitas Ekstrem
Berdasarkan data historis, harga ETH bisa swing 20-50% dalam sehari saat volatilitas tinggi.
2. Risiko Teknologi
Smart contract bugs, hacking, dan technical issues dapat menyebabkan kerugian.
3. Risiko Regulasi
Kebijakan pemerintah terhadap crypto bisa berubah dan berdampak pada harga.
4. Risiko Kompetisi
Blockchain competitor dapat mengurangi dominasi Ethereum.
Menurut disclaimer Pluang, “Investasi crypto memiliki risiko tinggi dan dapat menyebabkan kerugian total. Investor harus memahami risiko sebelum berinvestasi.”
Kesimpulan
Ethereum adalah platform blockchain terbesar kedua yang menjadi fondasi ekosistem Web3, DeFi, NFT, dan tokenisasi aset digital.
Berdasarkan analisis komprehensif, Ethereum unggul dalam:
- Ekosistem developer dan dApps terbesar
- Smart contract paling mature dan flexible
- Adopsi institusional yang kuat
- Transisi sukses ke PoS yang ramah lingkungan
Menurut Standard Chartered, proyeksi harga ETH bullish hingga USD25.000 di 2028 didorong oleh adopsi yang terus meningkat.
Dilansir dari CEO Pluang Claudia Kolonas, “Pluang memudahkan investor Indonesia mengakses Ethereum dengan aman melalui platform resmi yang diawasi OJK dan Bappebti, dilengkapi fitur edukasi komprehensif.”
Bagi pemula, penting memahami fundamental Ethereum, memulai dengan modal kecil, menggunakan platform teregulasi, dan menerapkan manajemen risiko yang baik.
Sumber dan Referensi Berita:
- Ethereum Foundation – ethereum.org
- CoinMarketCap – Data Harga dan Market Cap ETH 2025
- Standard Chartered Research – Proyeksi Harga ETH 2025-2028
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) – POJK 27/2024
- Etherscan – Ethereum Block Explorer